Header Ads

SAVING PRIVATE RENY ~Senyum Setelah Penyekapan~


Reny ada di depan saya sekarang. Ia duduk di sofa dengan tenang meski masih tampak gurat kesedihan di wajahnya. Saya sangat menyadari jika penyekapan yang dilakukan Cukong Busuk bernama Angelo, begitu penuturan Reny sendiri, membuat dirinya trauma. Tak harus saya meminta cerita dari Reny yang berarti mengusik lukanya.

Saya hanya duduk diam menatap Reny si banteng cokelat yang kini gemuk dan jika saya boleh mengatakan ia tak seperti yang Wili ceritakan. Mungkin ini efek Cukong Angelo yang memberi banyak makan Reny; ampas tahu, sisa makanan rumah, atau dedak yang dicampuri pil penggemuk yang sejatinya buat manusia.

'Gimana, Mas?' tanyanya membuka percakapan.

Strategi saya berhasil. Mumpung Wili sedang ke luar belanja aneka peralatan laboratoriumnya, karena jika ia masih di rumah ia membuat saya kaku untuk berbincang dengan Reny.

Pun saya menata posisi duduk untuk mendengarkan keluhan Reny. Saya jadi psikolog hewan sekarang pura puranya.

'Apa kabar, Jeng Reny?' sapa saya sambil melambaikan sapu tangan warna merah.Reny tak terpancing emosinya. Justru ia mengedip ngedipkan matanya.

'Kau tahu sendiri kan, Mas?' ia menggeliat dan bergerak tak nyaman dengan bodinya sekarang. 'Obesitas, Mas. Ini membuatku tidak percaya diri!'

Saya mengalihkan perbincangan. Bukan saya pengin menyetir pemikiran Reny, tapi sangat tak etis jika membahas tubuh atau warna kulit. Menurut saya, sudah tidak zamannya lagi dan banyak bahasan menarik; taruhlah cerita sundel bolong gantung diri di depan rumah Ruhut Sitompul atau pernikahan silang manusia dan siluman yang menghasilkan banyak generasi yang tinggal di suatu pulau di dekat Karimunjawa.

'Boleh saya tanya sesuatu, Jeng Reny?' tanya saya.

Reny mengangguk pelan. Masih ada sisa kecantikannya yang terpancar. Hanya itu tertutupi oleh ia berpikir yang tidak tidak.

'Tentang cerita penyekapanku?' tanya Reny.

Saya tak enak hati namun Reny benar.

'Alah, Mas Mas .... Anda itu Jawa sekali, basa basi! Santai sajalah. Aku sudah menunggu pertanyaan itu dari Anda. Tapi Anda kaya takut buat ngomong. Begitu kan?'

'Benar, Jeng.' Pun Reny menceritakan saat dan selama penyekapan oleh Cukong Angelo.

Tidak ada komentar