Header Ads

Toni si Polisi Salah Gen

Anggapanku runtuh seketika saat mendengar kisah kisah lucu dari seorang polisi bernama Toni. Ia tak seperti kebanyakan polisi yang keparat, mata duitan dan bersikap sinis pada orang lain. Toni berbeda.
Apa yang membuat ia tak lazim? Caranya mengejar penjambret yang manusiawi dan tepo sliro tanpa kekerasan? Atau, ia tipe polisi sekujur tubuhnya wangi yang lebih mirip model?

'Saya biasa saja, Mas Danie.' ucapnya.

Toni teman capoeiraku. Awalnya aku menganggap dia pedagang bakso keliling kucermati dari betisnya yang besar. Atau tukang becak. Tapi aku salah saat temanku yang lain menjelaskan Toni seorang polisi.

'Mas, kenapa Jenengan tinggal tidak di asrama?' tanyaku memancing. Kupakai kata Jenengan, kata Jawa halus dari kamu, untuk menghormati dirinya.

'Saya menemukan keakraban dengan kalian. Apa adanya dan tidak sok. Teman teman saya yang baru lulus pendidikan, sudah kaya jagoan.'

Ia pun bercerita tentang hal sensitifnya: uang. Bisa saja dirinya kaya karena banyak pos di kantornya yang bagai sumber duit. Juga sangat mungkin ia menghasilkan uang sejuta per hari di luar gaji pokoknya. Tapi, Toni tak mau melakukan itu.

'Duit masalah ke lima puluh, Mas.' jelasnya. 'Saya terlahir dari orangtua kaya. Dalam pikiran saya, berguna buat orang lain.'

Takjub aku oleh ucapan Toni. Kucari cari garis kebohongan di wajahnya, tak kudapati. Gerak tubuhnya tak mencurigakan yang berarti ia tak sedang membual.

'Sekarang, saya mau cerita tentang PSK Pantai Samas. Mau dengar, Mas Danie?' tanyanya.

Duduk silaku kugeser mendekati Toni. Aku siap mendengar.

'Tunggu, Mas Toni.' Kuangkat tanganku. 'Saya pipis dulu, ya!'

Toni mempersilakan sambil memantik korek dan merokoklah ia.





____________________________

Mengobrol teduhlah kita di www.rumahdanie.­blogspot.com
Sumber gambar: 
suryaerawan.com

Tidak ada komentar