Header Ads

Museum Fatahillah (Seri Pelancong Gendong)

Belanda tuntas menjajah negeri ini. Tanpa sisa. Mereka kembali dalam purna. Tak berbekal datang, pulang meninggalkan tak. Hanya memori bernama penjajahan. Cerdas, menurun kepada bangsa kami yang menggeram. Belanda 350 tahun menjajah, sampai mati tak kami beri maaf. Darah di jiwa.

Museum Fatahilah. Dalam sejangkah lari dari Pelabuhan usang eks gemilang Sunda Kelapa. Ada yang tertinggal. Sejarah boyongan Belanda ternyata dusta. Lemari, cermin bersolet, lukis wajah sang Dewi Kincir, teronggok rapi. Tak berjejal, banyak ruang pamer tersisa. Rantai penahan tubuh pengunjung tak dihiraukan. Semua larut dalam bingkai lamun narsis tak ketulungan. Ah, studio foto gratis khas sejarah Kumpeni. Kapan lagi, manja gadis bergaya junkies. Meresap adalah mustahil.

Museum gudang ilmu. Bukan, yang kujumpai hanya gudang perabotan. Tak menantang, imajinasi berkutat pada ornamen. Tidak esensi. Namun inilah realita.

Mengenang kematian museum di seluruh negeri
Pula Museum Asia Afrika yang tutup setiap Sabtu dan Minggu. Semoga Surga menanti

40 komentar:


  1. Lantas, apakah maksud kepergianmu ke Negeri Bau Keju tersebut adalah untuk meledakkan bom kentut di Hogeraad mereka? Terlalu. Mereka akan mengeksekusimu dengan sebilah roti.

    BalasHapus

  2. Paling tidak, kantongilah tahu susur mbahmu.

    BalasHapus
  3. Lah. Tahu susur lagi. Makanya jalan2 ke jawa! Niat ingsun, pasti Tuhan ksh. Aku jg mau kLmbok bulan dpan.Tgl 23 dsmbr backpckeran.Mau ikt?

    BalasHapus

  4. Kau enak, udah pernah kerja, mau plesiran udah ada tabungan. Aku masih terbenam dalam bangunan semi permanen ini, demi bakti kepada ayah tersayang, sekaligus melarikan diri dari kebengisan bunda. Ntar deh, kalau sepuluh tahun ke depan kau masih hidup, bolehlah susun rencana menyisir dunia.

    BalasHapus
  5. Sapa bilang aq pnya tabungan? Ayolah, jangan sentimentil. Semangat Pha. Pdahal aq sndri memble.Ha6

    BalasHapus

  6. Ya sudah, sama-sama memble. Elok mengkhayal jadi orang besar. Bobo yuk. Biar mimpi.

    BalasHapus
  7. Gapapa, awalnya kan dari mimpi. Entah caranya apa.Ha6. Jalani saja. Kita ntar ketemuan di Pengkolan Jalan Napoleon Bonaparte di Paris ya. Aku yakin bisa! Ucapkan Pha! Aku yakin bisa!

    BalasHapus

  8. Ah, brisik!!! Aku hampir mimpi basah di Laut Jepang!!! Gara-gara kau ngrusuhin jadi kering lagi deh.... Tak sumpel mulutmu pake roti prancis.

    BalasHapus
  9. Woalah.
    Dasar kampungan. Naek kapal aja mabok. Ga elit. Mending mabok laut lah.

    BalasHapus
  10. Pak'e!!! Rangkul aku, jangan lepaskan!!! Ombak bergulung-gulung, aku takut kelelep!!! Aku tau makanku banyak, sebanyak molorku, namun jangan biarkan aku ditelan laut, Pak'e!!! Pak'e!!! Lha? Kok aku dibopong? Lha, lha? Kok kita menuju geladak? Lha, lha, lhaaaaaa??? Tidaaaaakkkk....

    BalasHapus
  11. Setingnya dimana neh?
    Gua Selarong ya?

    BalasHapus

  12. Bukan, Laut Siringo-Ringo, dalam perjalanan menuju Gunung Simago-Mago.

    BalasHapus
  13. Eksotis nama ini. Kapan2 kita buat jasa perjalanan buat orang Eropa ya. Semoga. Aku bersemangat neh!

    BalasHapus

  14. Apakah orang Eropa bisa bahasa Batak?

    BalasHapus
  15. Lah, kenapa tidak? Tak ada yg tak mungkin. Ada cita, ad kuasa, ad ap dengan cinta?

    BalasHapus

  16. Aku kan Tak Kenal Cinta, gimana sih.

    BalasHapus

  17. Disitulah letak kesalahanmu, Ndhy. Aku dan mamakku tak harmonis. Dulu itu aku disusui oleh istri ayahku.

    BalasHapus
  18. Oh maaf. Jadi privasi. Moga kalian ada jalan menuju harmonis. Apa karena itu namamu luvles?

    BalasHapus

  19. .... Ndhy, feeling-mu emang tajam.
    Iya, benar.
    Salah satu alasannya itulah.

    BalasHapus
  20. Clurit kali tajam.
    Udahlah, bgaimanapun beliau ttap mamakmu kan?
    Berusahalah memaafkan mamak.
    Analoginya apa seperti ini ya?
    Gus Dur ama Mega dulu pisah, haruskah para tukang ojek pendukung PDI P tidak loyal ama Mega?
    Tapi aku juga ga tahu bnget kondisimu.
    Aku yakin kamu bisa keluar dari masalah ini. Doaku untuk semua keluarga di Tanah Ranto. Juga mas Dono

    BalasHapus

  21. Mas Dono tuh Golkar, bukan PDI P.
    Dia butuh konsultan tuh Ndhy, ajuin diri gih.
    Ntar kau dibayar dari partai.

    BalasHapus
  22. Aku sih mau aja. Tapi aku ga mau nama asliku masuk kepartaian. Aku netral. Ntar aku jadi impoten hak politikq.
    Kamu tuh boong ya? Dari mana aku tahu politik? Bisaku ngecor beton.
    Mas Dono, kenalin guwe Andhy. I dari Grobogan. Bersedia membantumu agar kepilih jd anggota DPR. Hi6

    BalasHapus

  23. Waaaaah cocok kalian itu, Ndhy. Tapi maaf membuatmu kecewa, Mas Dono udah nikah, dan udah beranak dua. Kau gantung diri sono gih, pake tali kutang.

    BalasHapus
  24. Apakah harus nikah?
    Aku cuma butuh uang dia. Cukup 500 ribu buat genepin uangmu jd 1juta.Ok?

    BalasHapus

  25. Ayaaaaahhhhh anak Jogja itu ngeledekin aku terus.... Naikin gajiku, huhuhuuuuu.... T_T

    BalasHapus
  26. Hah. Ya dah ntar fotomu kukirim ke biro jodoh

    BalasHapus

  27. Tolong diedit dikit ya, di-blur, biar ngguanteng. Halah. Dasarnya elek, mau digimanain pun ya tetep elek.

    BalasHapus

  28. Udah kok, aku pake Rexona For Jantan.

    BalasHapus
  29. Saruw. Iklan. Melanggar kode etik jurnalisme. Dicincang kau

    BalasHapus

  30. Dicincang oleh Anang? Ih seram deh.

    BalasHapus
  31. Peraturan nomor, dilarang pake nama asli

    BalasHapus

  32. Halah. Sendirinya senang menggunakan nama asli para pihak. Kok aku saja yang dilarang bengal. Tak adil, tak adil, nanananaaaa.... Hei, hei.

    BalasHapus