Hari Ayah, Perlukah?
Mengapa di negeri sebesar ini tak mempunyai hari ayah layaknya hari ibu yang terus diperingati tiap tahun? Apakah karena sebagian besar daerah mempraktikkan garis keturunan ayah sehingga tak diperlukan lagi penanda akan besarnya kasih sayang seorang ayah? Mengapa ini bisa terjadi?
Jawablah kami, Ayah....
BalasHapusAyah sibuk ngurus sapi!
BalasHapusIbu nyusuin adik bayi.
Kok ayah gak nyusu sih? Ayah jahat, lebih doyan nyusu pada sapi ketimbang nyusu ke ibu!
BalasHapusAyah nyusu formula 1
BalasHapusOh, pantesan ibu sering komentar; "Kok cepet buanget metu ne, Mas?" Wuakakakaaaaaa............
BalasHapusKeluar cari angin kali ....
BalasHapusWoi maksud tulisanmu di atas apa ya?
Tauk, tanya aja ibu.
BalasHapusLoveless awas kalau jorok terus
BalasHapustak bilangin pak Kyai lo
biar diajar buat bicara sopan hahahaha
jangan tiru pemimpin kita ya!
Loh, justru saya belajar dari Kiai yang mengatakan anggota Dewan sebagai "anak TeKa", yang menganggap Z1onis sebagai "saudara", dan yang mengatakan kitab suci sebagai "kitab p0rno"..... Tuh kan ternyata saya berguru pada orang yang kompeten....
BalasHapusHusshhh ... ntar kamu dibaca-bacain setanmu ilang ntar.
BalasHapusJagalah hati, jangan kau kotori ....
Aaaaarrrrrgggghhhh tidaaaaaaakkkkk aku terbakar mendengarnyaaaaaaaaa......... Panaaaaasssss.........
BalasHapusAku siram bensin deh ...
BalasHapusben kamu tambah kobong!
Kau gak ekonomis dech. Udah tau bensin mahal malah menghambur-hamburkan bensin. Ingatlah karya seorang penulis tanpa nama yang berjudul Sebuah Elegi Bernama Bensin. Kau harus membacanya.
BalasHapusoh maaf. Aku lebih baik mengaku benar, tak bersedia mundur. Walaupun aku tahu, aku salah.
BalasHapusDi negeri ini tak memungkinkan untuk "mundur saat merasa gagal"
Jadi aku mending jadi orang boros saja!
Loh, ya memang tidak boleh mundur..... Kan pada saat kampanye tidak ada menjanjikan "akan mundur apabila gagal"...... Ah kamu gimana sich, sepertinya analisa politikmu harus diperbaharui dech.
BalasHapusOke, kuberguru dulu sama si nomor 11!
BalasHapusGityu ajah kok repyot.
BalasHapusada kata lain ga? hehehe
BalasHapusGitchu ajha kok rephoth.
BalasHapus*versi Cinta Laurier*
Horas!
BalasHapusBah.
BalasHapusBah itu kan banjir? Kamu berharap banjir? O maaf, tapi sudah banjir kok.
BalasHapusHutannya gundul, segundul ketek siapa ya?
Aku baru pangkas, tapi rambut kepala, bukan rambut-rambut lainnya.
BalasHapusKau tumbuhin rambut gih.
Sensorrrrrr
BalasHapusada pak guru lewatttt