Header Ads

Menjadi orang sederhana di negeri ini sulit (Goyang Ngebor Materialistis)

Menjadi sederhana ternyata sulit. Berpikir secara sederhana ternyata sulit. Memandang dunia dengan sederhana ternyata sulit. Sedangkan ilmu-ilmu yang kusendoki dari mangkuk bernama sekolah dan kuliah mengajariku untuk berpikir kompleks. Sesulit baris kalimatku yang ketiga, berbeda dengan dua kalimat sebelumnya. Panjang dan terdiri dari ratusan kalimat sering kali mendapat tepuk tangan orang. Kalimat pendek sering kali mendapat cemooh karena dianggap bodoh dan dangkal secara estetika bahasa.

            Aku memilih sederhana dalam bertutur dan tak macam-macam. Dan itu berproses. Tak jarang melelahkan, namun itulah sebuah risiko yang mesti ditanggung. Mewujudkan dunia dalam ceritaku dengan sederhana. Menawarkan konsep hidup sederhana melalui tulisan yang sederhana pula. Tapi penuh dengan makna hidup, keinginanku seperti itu.

            Tak perlu diperdebatkan, toh menulis bukan gambaran jiwa seutuhnya. Di negeri ini lebih menghargai orang yang pandai bicara dibandingkan orang yang menyalurkan pemikirannya melalui tulisan. Dan aku memilih jalan tengah, berpikir melalui tulisan dan berpikir melalui ucapan. Tak mudah memang dan perlu latihan yang keras.

            Aku tak menarget seberapa lama gaya tulisanku matang. Hanya perjuangan yang kutunjukkan melalui gemulainya jemari tanganku. Dan ini harus kutunjang dengan tingkat kedewasaanku, tak dangkalnya caraku berpikir, dan kesetiakawananku yang harus kuasah. Masih banyak pekerjaan kamar yang harus kulakukan. Semangat harus terus dijaga. Semoga alam mendukung niatku. Untuk membuat bangga ayah dan ibuku di rumah.

Tidak ada komentar