Header Ads

The Lost Symbol: Kutukan Dan Brown

Kutukan karya pertama itu menimpa Dan Brown.
Imajinasi Dan Brown seakan habis.

Sepertinya, itulah yang pantas diberikan kepada penulis The Da Vinci Code, yang sukses merajai bisnis perbukuan di seluruh dunia. DVC yang menggegerkan dengan kisah fiktifnya, membuat berang Vatikan, seolah gemanya tak terasa lagi di karya karya Dan Brown selanjutnya. Aliran lincah cerita, kejutan yang spektakuler, dan menggeret pembaca ke kisah kisah fantastis, tak akan didapat baik di novel Angels and Demons, atau karya teranyarnya The Lost Symbol.

Bab bab awal The Lost Symbol, greget tulisan yang ditawarkan Dan Brown terasa hambar. Dan Brown seperti kehilangan energi, tampak ketakutan berlebihan, sehingga melulu menampilkan detail detail yang sebetulnya terlalu temeh untuk penulis dunia setenar dirinya. Dalam bayangan awal, idealnya, jika boleh pembaca memaksa, thriller harus tampak nyata. Penggunaan kata 'rahasia' bertaburan di hampir seluruh bab. Padahal, kesan misterius tidak harus ditunjukkan dengan menampilkan kata rahasia, ataupun kata lain.

Membaca The Lost Symbol sangat membosankan. Dan Brown seakan kehabisan ide, dan terlalu asyik berkutat dengan tema tema yang basi. Timbul dugaan, Dan Brown tidak lihai meramu tema di luar gayanya, menimbulkan sensasi yang itu itu saja.

Jika Anda masih penasaran dengan kelanjutan kisah The Da Vinci Code yang memang bagus, agaknya Anda harus berpikir ulang. Karena The Lost Symbol, agaknya, tidak memberikan sesuatu yang baru kepada para pembacanya.

Tiga bintang dari sepuluh.

Tidak ada komentar