Header Ads

Saat Hanuman Menggalau Tingkat Nusantara

Hanuman ada di atap Grha Sabha Pramana. Ia sudah rampung menunaikan tugas Sri Rama, membakar Istana Alengka, dan memenggal kepala Rahwana. Di lambang kebesaran UGM yang berbentuk joglo Jawa ini, ia duduk menyilangkan kaki dengan kepala Rahwana menetes neteskan darah segar di tangan kanannya.

'Aih, kenapa eike membunuh ini raksasa Bo ....' kata Hanuman g

anjen binti melambai. 'Raja Rama pasti murka eike penggal kepala ini raksasa. Karena eike improve, ya sudah tugas menangkap jadi membunuh!'

Dalam hati Hanuman, ia galau luar biasa antara menyesal dan bangga sudah menyelamatkan Shinta yang pulang naik kereta api balik ke suaminya, Rama.

'Eike apakan ini kepala ye?' Hanuman mengangkat kepala Rahwana yang matanya melotot dan lidahnya melet. 'Kubuang ke bak sampah apa?'

'Bakti kami mahasiswa Gadjah Mada semua. Kuberjanji memenuhi panggilan bangsaku. Di dalam Pancasilamu, jiwa seluruh nusaku. Kujunjung kebudayaanmu, kejayaan Indonesia.'

Hymne Gadjah Mada terdengar. Hanuman mengangkat badannya dan menyorong nyorongkan kupingnya. Ia belum pernah dengar lagu secantik ini. Bagi almamater UGM sih. Hanuman pun melompat, sampai ke tanah yang mendebum. Ia menolah noleh, mencari cari apa yang tengah terjadi. Dan ia meluncur ke dalam Grha Sabha Pramana.

'Wuih, ada orang orang pakai seragam. Banyak sekali cuy ....' seru Hanuman mengintip dari pintu.

Hari inilah wisuda sarjana yang kelak mereka berkarya untuk Negeri Nusantara.

'Eike masuk ah ....' Hanuman membusungkan dada dan melangkah ke ruang wisuda.

Bukan jeritan atau ketakutan yang para wisudawan wisudawati juga orangtua mereka teriakan. Tapi, tepuk tangan berdiri menyambut Hanuman yang disangka Lulusan Terbaik.

'Wah, eike jadi malu ....' Hanuman terus berjalan ke podium.

Tidak ada komentar