Header Ads

Jika Saja Liur Anjing Tak Najis



Dua malam ini, anjing sebelah rumah menyalak terus terusan. Suaranya datar, melengking, lalu seperti tersedak. Tidurku terganggu dan kuyakin warga kampung juga. Lantas aku berpikir, apakah dia sedang sakit? Jika ya, kutandangi dia, mengetuk pintu si tuannya, tapi ... ah, aku Muslim! Tak pantas kumendekati si anjing malang karena liurnya adalah najis mengandung ra

cun.

Kuhidupkan laptop, kupasang modem, dan kucari cari gambar tentang anjing. Kudapati laman toko anjing bernama "Kucing". Ada ada saja si pemilik toko, bukankah anjing dan kucing tidak pernah akur? Mereka seperti minyak dan air yang selalu bertengkar.

Baju imut buat anjing seharga 500 ribu tertampil. Kudekatkan mataku ke monitor, mungkin mataku semakin rabun bukan nol lima butir dan berharap empat: Lima puluh ribu rupiah.

'Keren modelnya!' seruku. Tapi ada yang mengganjal dari baju itu. 'Corak batiknya percis Ibu Yudhoyono. Kurang ajar si perancang ini. Pelecehan pada ibu negara!'

Agaknya, rencana untuk membeli online baju untuk si anjing malang tetangga itu kutangguhkan. Uangku tak cukup. Apa tidak janggal sekali menghadiahi si anjing sedangkan pacarku hanya tak kasih makan nasi gudeg tiap malam Jumat.

'Ah, ide spektakuler ....'

Ada laman yang menarik: Sirkus Prancis Beraksi di Jakarta.

'Si anjing itu akan kuculik malam ini! Kuajak dia besok ke Jakarta, kuperlihatkan akrobat kelas dunia. Besok kukembalikan ke tuannya.' seruku mantap.
 
Sumber gambar: alfatsha.wordpress.com

Tidak ada komentar