Header Ads

A Red Carpet for My Biggest Hero Gus Dur: Mengantar Kepergian dengan Tertawa

Mengantar kepergian Gus Dur dengan tertawa. Ia tidak suka kita berduka. Karena ia suka bercanda. Tentang apa saja. Menertawakan hidup yang kita jalani, tidak dengan cemberut muka.

Gus Dur sempat berpesan, melalui bisik terakhir langsung ke hati, untuk kita berbaik baik saja. Tidak berburuk buruk. Negeri ini tak butuh pusing, memikirkan negara dengan kerut tak ubahnya menjadi pecundang hanya di kampung sendiri. Jika berani, berpecundanglah di se antero angkasa. Itu terlihat, tampak nyata, dibanding hanya berkecamuk di dalam hati seluruh anak bangsa. Biarkan bangsa bangsa lain melihat kita. Karena kita dari sana sudah terkenal. Dikenal, terkenal, dan tak lupa mengenal.

Sosok itu telah pergi. Menyandang gelar sempurna. Jika ada sebagian orang berkata Gus Dur tak pantas menerima penghargaan tertinggi, biarlah saya yang memberi. Dan dari beberapa orang yang mengagumi dirinya. Yang terinspirasi oleh pemikiran pemikiran briliannya. Dengan rasa ngemong yang ia miliki, kepada seluruh anak bangsa, dengan perilaku ganjilnya, dengan kekurangan kesehatan dirinya, kami melepas dengan hati yang terbuka. Menujulah ia kepada Sang Khalik, yang telah dengan berbaik hati memberi seorang Gus Dur jiwa yang sungguh tak terkatakan. Tertawalah kita anak bangsa, ditinggali oleh Sang Pendidik begitu banyak misteri, ilmu, dan kenang kenangan yang tak terperikan.

Berangkatlah Gus , ke sana. Ke mana dirimu suka. Ke alam yang jauh dari tempat kami. Doakan kami ....

Semoga surga segera menghampiri dirimu.

Amin berjuta juta amin teruntukmu, wahai Gus Dur

.

Ya Allah, Tuhan Semesta Alam. Karuniakanlah Gus Dur suatu tempat terbaik baginya. Saya mohon, ya Allah. Kurangilah takaran amalan saya bagi Gus Dur-saya. Biar saya berjuang lagi mencari kebaikan, mengikuti panutan saya yang amat saya kagumi.

Belum bertemu di dunia, semoga kami bertemu nanti di sana. Gus Dur dan saya. Hanya untuk bersalaman. Mencium punggung tangannya. Semoga. Dan selanjutnya, saya akan berjalan lagi, tak bersama Gus Dur lama tak begitu bermasalah.

GUS DUR, selamat jalan .... Saya berjanji akan meneruskan perjuangan dirimu.

Pahlawan hidup saya. Sumber inspirasi saya. Panutan saya. Terima kasih atas segalanya. Semoga selamat GUS.

 

Tidak ada komentar