Takhte Siah (Blackboards, 2000): Guru guru Penggendong Papan Tulis
Judul Film : Takhte Siah (Blackboards, 2000)
Sutradara : Samira Makhmalbaf
Penulis : Mohsen Makhmalbaf, Samira Makhmalbaf
Bahasa : Kurdi
Negara : Iran
Film ini meraih penghargaan Grand Prize Jury Prize pada Festival Film Cannes pada 2000. Menceritakan dua orang guru yang menggendong papan tulis hitam mereka, untuk mengajarkan membaca dan menulis, di sepanjang perjalanan mereka di bukit cadas di perbatasan Iran dan Irak.
Reeboir dan Said terus mencari siapa saja yang ingin belajar. Saat itu pecah Perang Teluk, sehingga warga Kurdi yang mengalami tekanan politik tak ada satupun yang mau diajari kedua guru itu. Reeboir dan Said lalu berpencar.
Reeboir bertemu dengan segerombolan pemuda penenun dengan menggendong peralatan mereka. Mengajak mereka mau mengenal tulisan dan hitungan seperti mengajak keledai untuk belajar. Sungguh berat dan butuh pendekatan yang ekstra.
Said lain lagi. Ia bertemu dengan sekelompok tua yang hidup secara nomaden. Bisa dibayangkan, Said yang obsesif menawarkan jasanya kepada kaum tua. Dan yang menarik, ia bertemu dengan seorang janda dengan satu anak. Bagaimana Said mengajari mereka?
***
Blackboards unggul dalam meramu kisah dengan setting bukit bukit cadas hingga tingkat kesulitan membuat film ini sangat tinggi. Selain itu, efek yang ditimbulkan sangat dramatis tanpa harus menampilkan dialog super cerdas. Yang paling unik, seakan film ini tanpa pemeran karena seluruh pemain memberikan andil yang sama besar. Dua kutub pemikiran antara Said dan Reeboir juga menjadi nilai sangat spesial dari garapan Makhmalbaf ini.
Ingin mengetahui sisi lain Perang Teluk dipandang dari Suku Kurdi? Agaknya film ini menjadi pilihan tepat. Dan secara total, film ini patut mendapat 8 bintang dari 10.
Sutradara : Samira Makhmalbaf
Penulis : Mohsen Makhmalbaf, Samira Makhmalbaf
Bahasa : Kurdi
Negara : Iran
Film ini meraih penghargaan Grand Prize Jury Prize pada Festival Film Cannes pada 2000. Menceritakan dua orang guru yang menggendong papan tulis hitam mereka, untuk mengajarkan membaca dan menulis, di sepanjang perjalanan mereka di bukit cadas di perbatasan Iran dan Irak.
Reeboir dan Said terus mencari siapa saja yang ingin belajar. Saat itu pecah Perang Teluk, sehingga warga Kurdi yang mengalami tekanan politik tak ada satupun yang mau diajari kedua guru itu. Reeboir dan Said lalu berpencar.
Reeboir bertemu dengan segerombolan pemuda penenun dengan menggendong peralatan mereka. Mengajak mereka mau mengenal tulisan dan hitungan seperti mengajak keledai untuk belajar. Sungguh berat dan butuh pendekatan yang ekstra.
Said lain lagi. Ia bertemu dengan sekelompok tua yang hidup secara nomaden. Bisa dibayangkan, Said yang obsesif menawarkan jasanya kepada kaum tua. Dan yang menarik, ia bertemu dengan seorang janda dengan satu anak. Bagaimana Said mengajari mereka?
***
Blackboards unggul dalam meramu kisah dengan setting bukit bukit cadas hingga tingkat kesulitan membuat film ini sangat tinggi. Selain itu, efek yang ditimbulkan sangat dramatis tanpa harus menampilkan dialog super cerdas. Yang paling unik, seakan film ini tanpa pemeran karena seluruh pemain memberikan andil yang sama besar. Dua kutub pemikiran antara Said dan Reeboir juga menjadi nilai sangat spesial dari garapan Makhmalbaf ini.
Ingin mengetahui sisi lain Perang Teluk dipandang dari Suku Kurdi? Agaknya film ini menjadi pilihan tepat. Dan secara total, film ini patut mendapat 8 bintang dari 10.
Post a Comment