Nasi Padang Campur Koka Kola
"Sial! Aku rugi lima ribu rupiah!" teriakku memukau. Ah, teriakan memukau itu seperti apa?
Statusku sebagai manusia katering runtuh seketika saat aku gagal mengemban tugas. Seperti kontingen Olimpiade yang gagal meraih medali emas.
"Dhany, pesan koka kola dingin satu. Kerongkonganku pengin dibelai-belai ama soda khas Amerika Serikat nih!" rayu temanku manja dan penuh pesona tiada tara.
"Oke deh!" ucapku mantap.
"Tak pakai lama ya, Dhan!" rajuknya semakin merajalela.
"Apa sih yang ga cepat buatmu? Tapi syaratnya satu, aku pinjami motor!'
"Loh, kenapa ga pakai sepeda pingky seperti biasa?" (Dasar manusia pelit. Tapi aku tak kurang akal bulus)
"Biar tenggorokanmu ga kena cidera. Buruan, aku mau beli makan sekalian belikan kamu Koka kola." ucapku dengan nada dilembut-lembutkan.
Meluncur cur cur cur ....
Rumah makan padang "Rembulan Bersinar Lagii"
1 porsi Nasi + rendang + perkedel = 9500 (ini pesanan temanku yang tidak bawel)
1 porsi Nasi + udang + perkedel = 9500 (ini hidanganku)
Sekarang tinggal Koka Kola. Aku beli di warung sebelah. Lima ribu rupiah, pakai uangku dulu. (Dasar manusia pelit ga kasih uang muka)
Dengan langkah percaya diri bak tentara penuh gelora, aku kembali ke kantor. Kasihan, para biduk malas berjalan sudah kelaparan. Niatku sih memanjakan mereka. Siapa tahu aku nanti punya bisnis restoran. (Ya Allah, kabulkanlah doa-doaku, diiringi nyanyian Gurun Pasir)
Posisi tas keresek dicantolkan (ada gitu EYD dicantolin?) sebelah kiri. Dekat sayap motor.
Sepanjang perjalanan: Bersiul-siul. Mendendangkan lagu pop termahsyur.
Masih belum sadar akan terjadinya sesuatu.
Masuk kantor.
"Sepada. Kiriman sudah sampai!" teriakku mantap bak lenguhan kuda.
"Dhany, kok cepat sekali?"
"Oh, tentu. Dhany katering selalu memuaskan. Silakan menikmati." ucapku manis sekali. "Ini Koka kolaaaaa .... Loh ...."
"Loh, Dhannnn .... Kok bocor begini?"
"Lohhhhh ...."
Statusku sebagai manusia katering runtuh seketika saat aku gagal mengemban tugas. Seperti kontingen Olimpiade yang gagal meraih medali emas.
"Dhany, pesan koka kola dingin satu. Kerongkonganku pengin dibelai-belai ama soda khas Amerika Serikat nih!" rayu temanku manja dan penuh pesona tiada tara.
"Oke deh!" ucapku mantap.
"Tak pakai lama ya, Dhan!" rajuknya semakin merajalela.
"Apa sih yang ga cepat buatmu? Tapi syaratnya satu, aku pinjami motor!'
"Loh, kenapa ga pakai sepeda pingky seperti biasa?" (Dasar manusia pelit. Tapi aku tak kurang akal bulus)
"Biar tenggorokanmu ga kena cidera. Buruan, aku mau beli makan sekalian belikan kamu Koka kola." ucapku dengan nada dilembut-lembutkan.
Meluncur cur cur cur ....
Rumah makan padang "Rembulan Bersinar Lagii"
1 porsi Nasi + rendang + perkedel = 9500 (ini pesanan temanku yang tidak bawel)
1 porsi Nasi + udang + perkedel = 9500 (ini hidanganku)
Sekarang tinggal Koka Kola. Aku beli di warung sebelah. Lima ribu rupiah, pakai uangku dulu. (Dasar manusia pelit ga kasih uang muka)
Dengan langkah percaya diri bak tentara penuh gelora, aku kembali ke kantor. Kasihan, para biduk malas berjalan sudah kelaparan. Niatku sih memanjakan mereka. Siapa tahu aku nanti punya bisnis restoran. (Ya Allah, kabulkanlah doa-doaku, diiringi nyanyian Gurun Pasir)
Posisi tas keresek dicantolkan (ada gitu EYD dicantolin?) sebelah kiri. Dekat sayap motor.
Sepanjang perjalanan: Bersiul-siul. Mendendangkan lagu pop termahsyur.
Masih belum sadar akan terjadinya sesuatu.
Masuk kantor.
"Sepada. Kiriman sudah sampai!" teriakku mantap bak lenguhan kuda.
"Dhany, kok cepat sekali?"
"Oh, tentu. Dhany katering selalu memuaskan. Silakan menikmati." ucapku manis sekali. "Ini Koka kolaaaaa .... Loh ...."
"Loh, Dhannnn .... Kok bocor begini?"
"Lohhhhh ...."
Bah. Ternyata pelayananmu tidak memuaskan dan tidak menggairahkan sama sekali.
BalasHapusya aku akan berkontemplasi untuk memperbaikinya.
BalasHapusGak perlu kontemplasi, kaleeee...... Solusi tunggal: lain kali, suruh juraganmu itu yang membelinya.
BalasHapusLah siapa bilang aku punya juragan. Aku wiraswastawan. Maaf ya. Mending ga punya juragan. Kalau punya, aku dah disiksa, disilet, disetrika, dilemparin dari lantai 434. Buruh migran banget yahh
BalasHapusBah, balada kaum proletar. Ingin ku menghujat para kapitalis, namun apalah daya kelak ku pun bakal menghamba di kaki mereka jua. Betapa tak terpujinya jika sang anjing menggigit tuannya.
BalasHapusmaka jadilah "anjing" yang baik!
BalasHapusga usah rewel ya
Gukkkkkk!!!!
BalasHapus