Header Ads

Jogja Java Carnival 2010: Sisi Bengis Para Fotografer

Jogja. Selayaknya ia mendapat julukan Kota Perdamaian. Seluruh ras Nusantara berjubel di kota kecil ini. Nuansa egaliter, Jawa dengan ritual ritual magis berkesan mendalam, bercampur damai dengan budaya supercepat. Jogja, Never Ending Asia, bersama Sang Sultan yang disetiai oleh jutaan pengikutnya.

    Jogja Java Carnival 2010. Di jalanan sempit, Malioboro dan sekitarnya, parade seni meledak dimulai tepat pukul 7 malam. Tanpa hujan, karena sang pawang dengan cerdas menahannya. Masyarakat tumplek blek. Berjejalan menunggu dan menyaksikan pesta ulang tahun Jogjakarta yang ke 254. Kereta kereta imajinasi, para penari berkostum glamor, dan satu yang serasa menjadi PENGACAU: FOTOGRAFER.

    Sangat menyadari, jika para pemotret adalah penyambung untuk mempromosikan Jogja. Ke dunia luar, melalui foto foto berkualitasnya. Tapi, nuansa itu hilang. Para fotografer seakan menjadi provokator bagi warga untuk berlaku brutal. Fotografer yang notabene berpendidikan tinggi, kaya, menutup jalan parade. Memuaskan berahi mereka mendapatkan fokus terbaik. Dan ini menular ke warga. Berantakan. Pertunjukan jatuh kualitas.

   'Plis. Teman teman fotografer, beri jalan!' seru petugas parade.

 Tetap saja, pemotret yang jumlahnya puluhan, tak mengindahkan. Terus jeprat jepret.

   Memang tak pantas menyalahkan para fotografer. Mereka berhak juga mendapatkan hiburan. Tapi, tak bisakah mereka berlaku elegan sedikit? Memberi kesempatan warga kelas bawah untuk mendapat tontonan alternatif. Yang selain sinetron? Agaknya, tingkat kedewasaan fotografer di Parade Jogja 2010 patut dipertanyakan? Mereka membuangnya ke Selokan Mataram?

   Di luar pemikiran kritis, acara Jogja Java Carnival 2010 tak jauh jauh amat dengan Festival Jalanan Rio. Tinggal bersabar, menunggu waktu, sembari memperbaiki kualitas acara untuk tahun selanjutnya.

   Selamat Ulang Tahun, Jogja!

Sehat untuk dirimu dan Sultan kita.



The best performance: MADURA. Sumber: aci.detik.com

Nyi Roro Kidul, yang terus memberi saya inspirasi tak terkendali. Sumber: aci.detik.com

Tidak ada komentar