Header Ads

Membinasakan Bos dengan Elegan

Tadi saya membunuh orang. Menyiksanya terlebih dahulu, menyayat dagingnya, menikmati darah yang keluar dari tubuhnya. Saya lalu membuang mayat itu. Ke Selokan Mataram. Melabuhkan ia menuju Laut Selatan, bertemu dengan Ratu Kidul, mempersembahkan korban biar mendapat berkah dalam beberapa tahun mendatang.

Maafkan saya. Tak sengaja saya membunuh. Karena hal yang mendesak: Keselamatan saya terganggu. Sebelum ia menikam saya, saya mendahului dengan memukul kepalanya dengan entakan keras. Ia pingsan, dan selanjutnya insting binatang menggantikan pikiran manusiawi saya. Beringas, tak pandang bulu ayam atau angsa, saya gelap mata, membabi buta, dan walhasil: Inilah Karya Seorang Maestro PSYCHO.

Ikuti langkah saya.

Ambil jiwa salah seorang terdekat Anda. Jika tak tega, geser dengan hal yang tidak Anda sukai: Bos, atasan Anda. Foto bos Anda. Ya, benar. Bayangkan, ia calon mangsa yang hendak Anda binasakan. Karena kebangsatan dirinya, yang menyuruh tanpa pernah mengenal logika, memanfaatkan kesempatan saat ia masih di posisi atas. Menyuruh bawahan tanpa ampun, mengandaikan kita seperti TKI yang siap diperkosa setiap saat. Oh, dunia, mari kita bunuh para bos di seluruh dunia. Tanpa kecuali. Karena mereka adalah sampah yang wajib dilabuhkan ke liang WC. Karena tak memberikan kenaikan pangkat dan gaji, padahal kita memberikan profit yang tak main main karena kejeniusan kita mengurai masalah perusahaan.

Foto bos tadi kita bakar? Ah itu terlalu sepele.

Kita panggil dukun voodoo.

Siapkan jarum, juga bulu ayam.

Jarum buat menyiksa pelan pelan si bos. Dan bulu ayam, biar dia tertawa terus tanpa henti.

Ayo, kita lakukan bersama.

Bergotong royong.

Masih ragu? Tidur saja bersama monyet monyet yang tak pernah mandi jika kau masih sangsi. Karena ini adalah pesta yang asyik, yang tak mungkin bisa dilupakan, hanya vodka dan bir yang mampu menghilangkannya.

Percayalah. Tanpa uang tiket, kita bisa memuaskan batin kita untuk menyiksa bos kita. Atasan kita. Tertawalah lebar, sepuas puasnya.

Capek juga jadi pembunuh ya.

Ganti topik.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

2 komentar:

  1. iya, capek mikirin gmana cara bunuh yang tanpa emosi dan tanpa jejak. hmm susah ya jadi agatha christie...

    BalasHapus
  2. Tapi saya yakin saya bisa bunuh si Bos saya dengan cara tidak elegan.
    Biarin ajah saya dicap pembunuh.
    Kan keren dikenal di seluruh Indonesia.
    Yang pasti si Bos harus MATI!
    Dets ol.

    BalasHapus