Header Ads

Tantangan, tantangan, dan hanya tantangan

            Dinamis, berkarakter, dan berdaya jelajah pikir ke depan. Begitu saya menyebut Teknik Keairan. Jurusan yang menjadi pilihan saya, setelah berhasil lulus menjadi seorang Sarjana Teknik dan bekerja selama lima tahun di beberapa profesi yang sempat saya geluti. Pesona Teknik Keairan seakan mampu menyihir saya untuk kembali ke kampus. Ke jalur pendidikan. Oleh sebab apa? Ini tak lain tak bukan, kegemaran saya menulis. Merasa memiliki bakat menulis yang besar, saya memutuskan untuk menekuni dunia sipil konsentrasi hidro. Dua hal ini, bidang keteknikan dan penulisan, merupakan satu kesatuan. Keteknikan akan kuat jika dilaporkan dengan bahasa yang mengalir, lincah, dan berisi. Konsep mula yang mengatakan teknik adalah ilmu yang kaku, selayaknya diubah mulai saat ini. Perilaku sungai, gerak partikel pada gelombang laut, dan manajemen sumber daya air, dapat dijelaskan tanpa harus berkerut-kerut. Bisa dengan mudah ditransfer ke anak didik dengan cepat. Itulah tujuan saya. Kelak, jika saya diberi Tuhan rezeki lulus dari Sekolah Pascasarjana, saya akan berjuang menyalurkan ilmu teknik sipil dan teknik penulisan kreatif kepada mahasiswa yang saya ajar. Melalui Teknik Keairan, saya ingin mempelajari dan memahami besarnya potensi maupun risiko yang timbul dari sumber daya bernama air.  Air menjadi hal wajib bagi kehidupan manusia; segala kegiatan yang dilakukan oleh manusia selalu bersinggungan dengan air. Jika tidak dikelola dengan baik, niscaya kejadian seperti banjir, tanah longsor, kelangkaan air bersih, intrusi air asin ke sumur-sumur warga, akan terus dijumpai di berbagai tempat. Oleh karena itu, teknik keairan memberi solusi bagi masalah-masalah tersebut. Dan saya memilih jurusan itu untuk saya tekuni.

Jurusan Teknik Sipil Universitas Gadjah Mada telah dikenal umum kuat di bidang keairannya. Selama menempuh S1, saya mantap memilih hidro dilatarbelakangi oleh hal tersebut. Selayaknya kita berguru kepada mereka yang ahli, begitu saya berpikir. Jika saya sekarang menempuh studi di Teknik Keairan, tentu ini menjadi kekuatan positif bagi saya. Kemampuan analitik yang ditempa selama mengikuti perkuliahan, bersama dosen-dosen cerdas dan tangguh, menyalur setidaknya kepada diri saya. Ini tak ubahnya mendalami ilmu pada jalur yang tepat. Asal saya terus memacu diri untuk terus berkembang, mengasah potensi berikut kemauan kuat, berlatih untuk menajamkan intuisi keteknik-airan, tidak mustahil beberapa tahun mendatang saya akan berada di jajaran yang sama dengan guru-guru besar yang berbaik hati memberikan banyak ilmu kepada saya. 

Tantangan masa depan: Saya ingin menjadi pendidik yang cerdas, tangguh, dinamis, dan berkarakter. Sejalan dengan pengalaman bekerja dan nilai-nilai kehidupan yang saya dapatkan, tepat sekali jika saya menerbitkan cita-cita untuk menjadi dosen andal. Menguasai detail-detail teknik keairan, menjelaskannya secara gamblang kepada para mahasiswa, dan membagi ilmu melalui pengabdian kepada masyarakat, serta merta akan mengikuti tujuan jangka panjang saya tersebut. Dunia teknik sipil-keairan mempunyai tantangan yang besar untuk ditaklukkan oleh para insinyur yang bersemangat untuk berkarya. Permasalahan seperti pengelolaan sungai agar tertata dengan rapih, meminimalisir banjir dengan rancangan yang akurat, membangun konstruksi pantai yang ramah lingkungan, bukan tidak mungkin untuk diterapkan. Dan itu tanggung jawab juga kewajiban para lulusan Teknik Keairan. Termasuk saya.

Indonesia adalah Negara Kepulauan yang memiliki begitu banyak permasalahan keairan yang rumit dan menantang. Tindakan cepat dan tepat perlu dilakukan untuk mengatasi hal tersebut. Sebagai calon Master Engineering (M.Eng.), saya sepenuhnya yakin mampu memberikan sumbangan pemikiran dan andil di bidang Teknik Keairan. Bersama para insinyur-insinyur muda berkompeten dan para guru besar yang berpengalaman, kami bahu-membahu membangun Indonesia menuju kemakmuran bangsa. Semoga.

 

Tidak ada komentar