Menantang untuk Berkata 'TIDAK'

Beranikah Anda menjadi berbeda. Mengungkapkan segala pemikiran dengan lantang. Yang berisiko, dikucilkan, tak popular, atau mendapat cacian yang panjang dan melengking. Menuangkan ide ide liar, mencipta karya yang memerahkan kepada mereka yang melukai perasaan masyarakat awam. Menderukan kalimat pro revolusi, mencabik cabik sistem perusahaan yang tak kompeten lagi melawan gerus zaman. Semua tinggal memilih, Anda memilih dengan bantuan saya.  

Tak perlu cemas ajaran saya akan menjadikan Anda kerdil. Saya menjamin tak mungkin. Karena ini adalah pemikiran yang masih belum sempurna. Setelah saya menggelontorkan separuh yang saya miliki, Anda menambal atau memperbaikinya dengan daya imajinasi dan nalar. Semampunya, dan saya yakin kemampuan itu melebihi yang saya miliki. Menjadi lebih bersinar, lebih tertata, dan relatif diterima oleh tetangga terdekat. Itu lebih baik, dibandingkan tidak memiliki orang orang yang bisa dipengaruhi. Pengaruh pemikiran, ya. Bagai penjajahan, tapi menjajah dengan cara elegan dan terhormat. Kolonialisme yang mencerahkan. 

Menjadilah seseorang. Janganlah menjadi orang lain. 
Seseorang itu adalah diri sendiri dengan polesan di sana sini. Yang turut membuka dan menajamkan seluruh indera. Tak hanya sebagian sebagian. Tidak mata saja. Juga telinga semata. Seluruh. 

Jika ada yang mengganjal, katakan TIDAK. Lawanlah, karena itu merupakan bibit menjadi budak yang tergadai. Menggunakan akal, rasa, dan imaji untuk menelusuri setiap kecurangan kecurangan, untuk mengatakan 'tidak'. 

N.O.T.
T.I.D.A.K.

Tidak untuk berbuat curang.
Tidak untuk melakukan tindakan makar. Makar harus dilakukan dengan cerdas, tanpa darah, hanya dengan pemikiran yang rasional. Yang memberi inspirasi bagi umat. Begitulah.
Tidak memancing emosi. Merancang aksi yang menyegarkan, tidak menggerahkan. Bagaimana cara?

Y-E-S
IYA

Jika sudah mencapai kata iya, hendaklah terus mengoreksi. Karena kata ideal adalah semu. Hanya membuai. Terus diperbaiki. 

Lalu, saya memilih. Anda bagaimana?