Header Ads

Feel the Pressure (Part 2)

Merasakan tekanan tanpa harus panik. Mengendalikan emosi dengan sebaik baiknya. Menahan diri sebentar, selanjutnya melesat berarah. Penuh dengan strategi dan membidik tujuan dengan amat tepat. Tekanan adalah iringan bernama risiko. Karenanya, segala usaha tak akan pernah menimbulkan hasrat. Menikmatinya, beranggapan ia adalah cambuk yang membuat kuda marah dan lari kencang. Sesuai dengan perintah joki. Joki itu adalah diri kita sendiri.

Tekanan dibagi sama rata. Dengan seluruh kolega kerja. Membicarakan di meja runding ditemani bercangkir cangkir teh hangat. Yang mencairkan suasana, ide ide cemerlang baru ke luar dengan amat deras. Dan merumuskan segala keinginan dengan perhitungan yang matang. Insting dan nalar dimainkan secara bersama. Seluruh badan tim bergerak secara fantastis. Demi banyak cita yang sudah disepakati dengan hati yang andhap ashor.

Bekerja dengan tangkas, melumpuhkan tantangan, dan menyikapi jika keluhan pelanggan adalah yang lumrah. Menganggapnya sebagai kewajaran yang harus dengan cepat diberi timbal balik. Dan tak ada gunjing di antara. Pesanan berikutnya akan didapat, uang mengumpul, untuk melanjutkan hidup dan merancang mimpi mimpi lain.

Menjaga stamina jangan sampai jatuh tubuh dalam sakit. Karena tak ada yang dapat menggantikan anugerah Tuhan dalam bentuk kesehatan. Semua harus disyukuri. Antara bakat, kebugaran tubuh, dan otak yang brilian. Seluruhnya menjadi satu paket yang teramat tidak bijak jika tidak didayagunakan. Tuhan akan mengubah seketika nasib jika manusianya dengan sangat semangat memperbaiki dirinya. Dan, suatu saat, entah kapan, hadiah itu didapat oleh kita. Yang tak akan disangka sangka. Baik waktu, bentuk, dan rahasia rahasia lain.

Merasakan tekanan tanpa harus mengeluh. Menjaga kadar semangat dengan ritme yang harmonis.


Tidak ada komentar