Header Ads

PKS, Partai Dalam Persimpangan Koalisi

Merapatnya Partai Golkar ke Partai Demokrat apakah ada 'rencana' mematikan karier politik PKS?

Di luar penilaian tentang carut marut pemilu legislatif 9 April, sesungguhnya politik nasional tengah menggeliat. Sama halnya saat Piala Dunia sepakbola berlangsung. Semua latah. TV pun tak kalah mempertontonkan aksi para politikus, yang sayangnya terus diulang ulang. Mendadak politik menjadi perbincangan amat panas.

DPT menjadi sasaran penolak pemilu.
Sejumlah tokoh partai berkumpul.
Presiden, ketua Dewan Pembina Partai Demokrat, gerah dan merasa perlu membuat tayangan pidato penuh. Dengan alasan agar tensi darah bangsa menurun. Sama ketika salah satu bawahannya merucut omongannya.
KPU belum selesai menghitung, tuntutan datang.
Koalisi.

Ya, koalisi.
Sebelum pemilu legislatif para petinggi partai saling menjajagi diri. Wus, quick count yang lebih digdaya dibanding KPU, mengubah peta politik.

Golkar kembali mesra dengan Demokrat.
PDIP, Hanura, Gerindra, PAN, dan entah.

PKS?
Ow ow. Harapan yang besar dari PKS untuk berdampingan dengan Partai Demokrat terancam pupus. Masalahnya, ada Golkar. Jelas tak mungkin berkoalisi, kader PKS tak akan mau bergabung dengan Golkar. Lalu, jika dengan PDIP dan kawan kawannya? Sudah tahu jawabannya.

PKS adalah partai dalam persimpangan.

12 komentar:

  1. Buat PKS, jagalah idealisme... yang harusnya diperjuangkan partai dakwah adalah bagaimana memperbaiki iman ummat... yang namanya politik praktis ya begitu itu, sikut sana, tendang sini, kalau dianggap menguntungkan disayang-sayang, kalau dianggap membahayakan dicampakkan, katanya aja demokrasi... ga ada keliatan baik-baiknya... yang terbaik adalah apa yang diperintahkan Allah dan disunnahkan Rasululullaah... Istiqomah... Selamat deh dunia akhirat...

    BalasHapus
  2. Lah. Malah jadi diskusi agama. Ya jelas kalau itu.
    Maksudq nulis kaya gini, supaya aku tertarik k PKS. Diskusi cerdas yang kuingini. Tidak langsung, bak bik buk. Al Quran n Hadist. Itu jelas.
    Aku hanya menganalisis. Tapi Anda menyimpulkan.
    Biru, merah, hijau, kuning? Ow ow. Hanya spanduk di jalankah?

    BalasHapus
  3. Mohon maaf kalau Anda menyimpulkan bahwa saya menyimpulkan... Saya hanya seorang Ibu, bukan politisi...Semoga diskusinya lancar ya... May ALLAH bless U...:-)

    BalasHapus
  4. Mohon maaf kalau Anda menyimpulkan bahwa saya menyimpulkan... Saya hanya seorang Ibu, bukan politisi...Semoga diskusinya lancar ya... May ALLAH bless U...:-)

    BalasHapus

  5. PKS sendiri belakangan ini macam pedagang kecap, lebih sibuk beriklan ngga genah-genah.... Kok sepertinya PKS 10 tahun yang lalu dan PKS hari ini berbeda ya.... Bikin aku kecewa saja....

    Ndy, Partai Djagoeng Ndjengat saja yuk.

    BalasHapus
  6. Ok.Dimaafkan.N saling memaafkan. Sbgai anak dan ibu bangsa,kita harus kompak dan saling supot. Tidak boleh memendam uang saku. Biar NKRI jaya di udara dan tanah juga air. Woke. Dada n met mengaji dan membuat karya. Dada. Dada

    BalasHapus
  7. See... saya bukan tipe orang yang apatis... tapi apa yang terjadi khususnya dalam ranah politik nyata-nyata like ALLAH said, "Sesungguhnya dunia hanya permainan dan senda gurau belaka"... Maaf lagi ya kalau ada yang gak sepakat... :-)

    BalasHapus

  8. Wah, padahal saya ngomentari posting si Andhy, lho, bukannya ngomentari Anda.... Tapi terima kasih atas perhatian Anda :)

    BalasHapus
  9. Jagung Jengat? Bukane ga lolos 2.5%?
    Kebanyakan main ow ow?!
    Maka aku perkenalkan partai baru: Partai Gondola/Partai Tempe Gembuzh Jaya.

    BalasHapus

  10. Tempe gembus tuh apa, Ndy? Itu ya bisnis yang katamu sedang kau lakoni saat ini?

    BalasHapus
  11. Jujur ya, aku bukan penggemar PKS. Aku PKB pro Gus Dur. Karena dijedut am MK, ya dah Golput.
    PKS? Ne ne. Terlalu internasionalis.
    Cuma aku salut pengkaderannya. Hanya, terlalu naif jika semua potensi diukur pusat. Tapi aku juga setuju partai asal mejengin anak buahnya.
    Untuk 2009, belum ada pilihan.
    Partai Buruh? Namane mentereng, tapi tahu sapa yang bikin.
    Rencana aku mau ikut PDIP. Lumayan 'disusuin' bu Mega terus. Kalo dah jadi, kalo ga jadi ya ga stres, aku melompat ke PGD lg partai gus dur.

    BalasHapus
  12. Sori, ada yg salah. Ga stju mejengin anak buah.
    Tempe gembus, dari ampas tahu. Tahu buatnya kaya apa? Tanya masé Jawa disitu yah.

    BalasHapus