Header Ads

Ibu Pertiwi, Tanda Lemah Bangsa: Mengajukan istilah Ayah Pertiwi

Bangsa yang hanya mengenal ibu pertiwi. Tak tahu bapaknya siapa, entah tak punya atau berayah tak jelas, di mana mana ada. Jadi bingung jati diri dan asal sperma siapa ia bermula. Mengaku penganut budaya patriaki, tapi memuja bunda berlebihan. Sebenarnya mana yang layak dipilih? Tapi ingat, tak boleh dua duanya dipilih. Cukup satu biar risiko ditanggung.

Jika ingin adil, hapuslah kata Ibu Pertiwi. Tak bermaksud mengasihani dan ingin menonjolkan peran seorang ayah. Tapi jika ingin terus menyusu, lanjutkan saja merajuk dengan kalimat syahdu di depan ibu pertiwi. Jika ingin gagah perwira, munculkan nama Ayah Pertiwi.

Tak ada pelaut andal berjenis kelamin wanita. Sangat jarang jika merespon suara feminis. Lautan bangsa ini terlalu ganas. Jadi biarlah wanita menyiapkan nasi dan ikan asin. Selebihnya ayah pertiwi mengarung samudra, membangun bangsa bahari tanpa air mata. Tanpa bersedih hati. Dengan lantang menantang lawan di negeri seberang.

8 komentar: