Header Ads

Merasai Kembali Air Susu Eyang Puteri: Bersahabat dengan Alam Pedesaan

Kembali ke desa. Memutari lapang persawahan dengan sepeda tua. Kaok burung gagak penjemput kematian bertandang. Menyambut diriku yang telah letih berkarya di perkotaan. Alam hijau menyapaku. Bayi mungilnya yang lama mengilang.

Nenek berkebaya lengkap bergegas memelukku. Menyalurkan bau mulut khas dari giginya yang ompong. Sebuah rasa dekat kematian, mencoba mengingatkanku akan ajal. Sewaktu waktu, dia atau aku. Kami berpacu melepas panas tubuh. Dan beku mengikuti.

Susui aku kembali Nek, pintaku. Kurindu susumu yang kerontang dan keriput. Cucumu kembali dengan keras tangis tak meleleh. Dekap diriku erat.

Keluargaku bernama tetangga, rawatlah saudaramu ini yang tulus meminta maaf kepada kalian. Mohon jangan bertanya lebih. Bantulah aku dengan memberi dorongan tidak tekanan. Biar hidupku kembali berjalan.

Adik adikku, mari bermain. Kita merintis keluarga kita agar lebih menarik.

Bersahabat dengan tanah airku.

Tidak ada komentar