Header Ads

Mengundurkan Diri sebagai Budaya Ksatria

Kuberikan contoh kepada para pemimpin yang telah membesarkanku. Mengundurkan diri sebagai bentuk pertanggungjawabanku atas penilaian bahwa diriku tak mampu. Meski dari sudut mereka, aku menerima dan mengajukan pemutusan melalui pilihanku. Bukan ingin mengacaukan sistem yang telah rapat mereka bangun, tapi aku ingin memberi pelajaran bagi mereka. Pelajaranku menjadi seorang ksatria. Tak mencontoh para pemimpin bangsaku yang pengecut. Aku tak mau tenggelam dalam budaya pop bernama Pengelakan Tanggungjawab. Biarpun ini merugikan diriku, setidaknya ia memberi sengatan agar mereka tak melakukan tindakan gegabah kepada anak bangsa lain. Hargai pilihanku yang ingin menjadi ksatria, ksatria menurutku.

Buruh, tak mempunyai wewenang apa pun untuk menentukan masa depan. Aku dan berjuta juta teman menyandang gelar sebagai buruh. Walau aku menanggalkannya sebentar, pasti ia akan kutemui kembali. Menjadi buruh yang seakan tak memiliki gambaran dan mimpi menjadi tuan. Namun aku harus mengakui jika telah banyak kudapat ketika menjadi buruh. Berbagai ilmu yang tak mungkin kudapat di tempat lain.

Mengikis trauma, memimpikan melesatnya jiwaku untuk berdikari.

Tidak ada komentar