Header Ads

Masochis kan Jiwamu

Menertawakan kekonyolan kita. Bebas mengumpat dalam volume menjerit. Biar semua telinga menjadi saksi. Jika dunia sudah membuat sakit. Gila oleh rasa tak terkendali.

Umpatlah, mari kita melepas kekesalan. Ucapkan: anjing, monyet, babi, dan segala rupa bentuk keburukan. Tak ada salahnya memberi kesempatan diri kita untuk terluka.

Apa yang kau cari? Bisik suatu suara.
Anjing. Aku cari daging anjing. Seruku sambil mengejan kuat.
Daging anjing untuk apa? Kau makan?
Tidak. Kukasih makan ke monyet. Teriakku tak kalah menantang.
Bukankah monyet tidak makan anjing?

Pertanyaan dan jawaban yang konyol. Berputar putar di tempat yang sama. Tak pernah ada jalan ke luar. Maka keluarlah, Sayangku. Sebuah suara menengahi percakapan konyol tadi. Sekali lagi konyol. Konyol sekali lagi. Teman, aku ingin berbagi. Tidak untuk kau suruh diriku mengucap kata konyol, konyol, lalu konyol. Aku sudah mengerti. Mutlak tahu.

Sekarang dengar. Daging anjing memang tak dimakan monyet. Tapi kalau dirasa, mereka asyik dijadikan bahan olok olok.

Kembali aku berucap yang tak jelas. Maknawi apa yang bisa kuberikan?

Cukup dulu. Tak usah diperpanjang apalagi dilebarkan. Biarlah waktu yang akan menjawab. Hanya sepertiga bagian. Selebihnya kerja keras untuk MEMBUAT KONYOL

Tidak ada komentar