Header Ads

Bertemu Jin Molek Penunggu Bawah Jembatan

Kami bercinta tanpa sengaja. Di bawah jembatan tempat gelap dingin digaduhi tikus tikus atau gelandangan nakal. Becek, tanah yang tak bersahabat, lembap, membuat paru paru berkokok. Uhuk, uhuk, di sela kenikmatan. Merasakan makna raga menyentuh alam tak biasa.

Hujan rintik rintik kunikmati dengan bercakap dua arah. Aku dan dia. Kami, hanya kami. Bercumbu sudah khatam. Kaki selonjor bersama, mata dipanahkan ke bulan. Menancap tepat di tengah mendapat nilai seratus. Ke sana kemari mengucap obrolan kosong, kami tengkurap. Brut suara aneh meledak di sela sela kikikan kami. Berputar tubuh, makin jelas langit yang sedih, teman teman bermainnya tak penuh datang.

Puas, kami berpisah. Aku menanjak menuju daratan di atas sungai. Jembatan kayu lapuk terancam kematian bernama ambruk. Ke bawah, tak ke samping, menimpa kekasihku penunggu bawah jembatan.

Kupacu mobil jaguarku menjemput kerjaku yang belum usai. Esok kembali menemui dia yang berubah gaun.

Tidak ada komentar