Header Ads

Guru dalam Kesempurnaan: Memberangus Pemikiran Phedopilku

Dunia membuka justru dari mulut harimaunya. Dia guru yang culas tapi berhati baik tersembunyi, Membuatku tegar dengan kesempurnaannya. Sering aku menghindar, tapi dia terus menguntitku. Tak tega aku berlaku curang dengan bisanya yang maha dahsyat. Ada ruh nabi di jiwa, hati, dan perilakunya. Aku ditiup di ubun-ubunku. Perlahan-lahan, paku busuk di kepalaku tercabut. Aku tidak gaib, sekarang manusia utuh. 
    Entah, aku emosi namun langsung luruh. Terhapus semua kesan buruknya setelah emosiku meledak. Melonjak hingga batin kanak-kanakku tersayat. Ingin kumengadu ke Bunda, merengek-rengek meminta dia dihukum. Dengan doa mujarab seorang separuh tuhan, ibuku.
   Tapi, apakah aku adil jika bersikap seperti ini? Di saat aneka ilmu dia gelontorkan. Mencoba memberangus pemikiran phedopilku yang selalu ingin menjadi kecil, tak dewasa. Selayaknya aku harus bijak, dia guru dalam kesempurnaanku.
   Malam ini, saat kabut turun, gerbong kereta masih tidur, dan penumpang limpahan menunggu angka "0", aku meminta maaf sebesar-besarnya.
   Kau, memang guruku. Guru dalam kesempurnaan. Semoga kau terus begitu. Aku tak ingin kau berubah.
    

Tidak ada komentar