Header Ads

Berem Jaruka Malao

Barometer mengukur tekanan jiwaku.
Termometer menilai panas otakku.
Tensimeter mengeluh darahku akan membeku.
Sentimeter ukuran standarku tanpa berkencang dalam kilo.
Spedometer, kaki kayuh santai lalu mengencang.
Pembalut, membalut semua. Jiwa, otak, darah, dan organ vitalku.
Mari bercinta di taman kanak kanak.

8 komentar:


  1. Kau mulai menjurus pedofil, agh.... Bocah bau kencur pun kau santap. Ajak-ajak aku dong.

    BalasHapus
  2. Halah. Pikiranmu selalu seks. Ayolah, makna tidak hanya itu saja. Lebih indah kok jika kita meluas.

    BalasHapus

  3. Iya, abis aku udah kebelet nikah ni....

    BalasHapus
  4. Kutunggu undanganmu. Di Medan to? Aq pasti datang

    BalasHapus
  5. Apa perlu kau kuundang? Ntar kau keceplosan, membeberkan semua kenakalanku pada biniku. Iya, aku memang munafik, brengsek, namun aku hanya ingin menampilkan kebaikanku pada biniku. Ah, diam! Mengapa aku terbawa suasana mellow begini??? Ya sudah, kukasih undangan VIP deh, asal janji jangan ngerusuhin. Nah gitu, cah bagus. Cium tangan pak'e-mu....

    BalasHapus
  6. Santai saja. Ndak usah kemrungsung. Kalau dah niat, pasti sampai. Ini menghbur diriku. Yang pasti, istrimu pasti bangga kepadamu. Pasti, pasti itu

    BalasHapus

  7. Seperti kau saja biniku, sendirinya bangga.... Aku itu minderan, tau. Pesimis pula. Tak yakin biniku akan bangga padaku. Jangan-jangan saban malam ia akan tahajud agar aku menceraikannya. Hus!

    BalasHapus
  8. Lah, kalo kamu pesimis,emang aku bisa mengubah nasibmu? Ni nyaranin diri sendiri. Ayolah, kamu orang hukum. Yah gmana dong. Apa mau yang jd diplomat aku? Tak cor ama beton kabeh muka para hakim ntar

    BalasHapus