Header Ads

Fesyen Sampul Buku: Antara Karakter dan Mode?

    Buku laris. Berganti sampul berkali-kali. Penjualan yang melambung, diikuti dengan cerah ceria sampul baru. Itulah yang diinginkan pasar kita. Hingar bingar a la sinetron.  
    Siapa yang bisa menyangkal. Tak boleh tersenyum pahit. Terimalah kehebatannya. Jadikan acuan hidupmu. Buku itu menjadi kitab hidupmu. Jangan pernah lepas satu halaman pun, satu ayat di dalamnya. Kau pasti hancur jika meninggalkannya. Karaktermu adalah karakter penulis itu.  
    Puja-puji disorongkan ke muka penulis berbakat. Deretan tawaran mengangkat novelnya ke layar lebar sudah pasti dipegang. Kipas terus digerakkan mendinginkan muka. Buku laris bak kacang goreng.  
    Pertanda baik atau buruk?
    Yang mengangkap buruk adalah seorang iri yang tak tahu kapasitas diri.  
    Menerima buku itu, merekalah yang beruntung di negeri ini. Sebuah kumpulan suku yang masih mencari bentuk. Ideal yang diinginkan dengan meraba-raba karya cermin diri mereka.  
    Alam akan menyeleksi, diri manusia tinggal menerima waktu.  
    
    Terus berkarya dalam gemerlap apresiasi. Akankah aku menjadi satu pemain utama. Yang biasa ....

Tidak ada komentar