Cemburu akan Kedewasaan Adikku (Seri Pelancong Gendong)
Kedewasaannya melesat jauh. Melebihi diriku yang berdiri kaku. Prinsip hidupnya sama denganku. Menyinari, menjadi lentera kebahagiaan bagi keluarga. Aku berbekal gelar sarjana, dia sekolah menengah masa empat tahun.
Entah apa yang mengubahnya. Himpitan ekonomikah, selenting kabar buruk baginya, atau hasratnya untukmenantang dunia? Aku terpana. Bagaimana mungkin bocah penuh emosi itu berubah menjadi sosok dalam? Menjelma bagai pertapa menempuh ujian nurani.
Aku malu. Sungguh diriku mengakui keunggulannya. Tak kuprekdisikan dia mencapai sejauh ini. Kubayangkan hanyalah bangku cadang buatnya selama, selamanya. Aku diingatkan.
Embus doa bunda melenting, emnancap dalam justru kepadanya. Aku pula tapi tidak begitu. Tertutup oleh egoku yang kasar. Dan dialah yang menuai berkah terlebih dahulu. Adikku.
Bukan cemburu, tapi belajar ____
Entah apa yang mengubahnya. Himpitan ekonomikah, selenting kabar buruk baginya, atau hasratnya untukmenantang dunia? Aku terpana. Bagaimana mungkin bocah penuh emosi itu berubah menjadi sosok dalam? Menjelma bagai pertapa menempuh ujian nurani.
Aku malu. Sungguh diriku mengakui keunggulannya. Tak kuprekdisikan dia mencapai sejauh ini. Kubayangkan hanyalah bangku cadang buatnya selama, selamanya. Aku diingatkan.
Embus doa bunda melenting, emnancap dalam justru kepadanya. Aku pula tapi tidak begitu. Tertutup oleh egoku yang kasar. Dan dialah yang menuai berkah terlebih dahulu. Adikku.
Bukan cemburu, tapi belajar ____
BalasHapusMakanya jangan sombong.
Lah, aku ga sombong
BalasHapustapi aku mpok atik
ngelenong yuuuk
BalasHapusKudengar lenong dan topeng betawi itu beda, bak tahu pong dan tahu susur.