Header Ads

Makar Provinsi Drakula, Memprotes Hilangnya Persediaan Darah Segar

Sekumpulan drakula merencanakan tindakan makar. Raja makhluk halus yang selama ini melindungi kehidupan mereka, telah berkhianat. Dia melakukan tindakan tak senonoh dengan membuat alat yang menepiskan cahaya bulan. Kontan saja, energi yang didapatkan para drakula tak ada. Hidup provinsi drakula terancam oleh ulah bejat raja makhluk halus.

            Ini tidak sekadar isu belaka, semua sudah diterbukti benar adanya. Seorang kepercayaan Raja makhluk halus membocorkan rahasia besar itu. Huru-hara di mana-mana, protes mengencang disulut oleh matinya beberapa drakula secara mengenaskan. Bermula kulit seluruh tubuh yang mengerut, mendadak darah mereka ke luar dari mulut mereka. Mayat-mayat drakula berceceran di setiap penjuru kota.

            Provinsi hantu pocong tak memberi komentar. Jin iprit disebelah selatan juga tak mau ambil pusing. Provinsi-provinsi lain bungkam tak mau mengambil risiko, mereka menganggap urusan drakula bukanlah wewenang dan tanggungjawab mereka. Hanya para drakula yang bisa menyelesaikan permasalahan ini.

            “Mulai saat ini, kita hentikan pasokan darah ke istana raja. Biar dia tahu rasa!” teriak gubernur drakula.

            “Jika rencananya begitu, kita akan lebih cepat mati. Menghentikan pasokan belum tentu membuat raja menghentikan tindakannya. Kita harus cari tahu kenapa kita diperlakukan seperti ini?” ujar pemuka agama Drakula.

            “Bupati drakula, kau punya data tidak?” sentak gubernur drakula.

            “Maaf Pak, saya tidak membawa.”

            “Dasar bodoh, kerjaan kau apa saja? Kemarin alasan, sekarang alasan. Aku sudah bosan dengan kebohonganmu. Muak.”

            “Tenang, kita harus tenang,” pemuka agama drakula meredakan emosi. “Kita harus mengirim mata-mata, menyusup ke istana raja, apa yang bisa didapat dan kita cari kelemahan sang raja makhluk halus.”

            “Siapa yang harus disuruh? Semua prajurit andalan kita satu persatu mati. Tak ada lagi yang bisa diandalkan.” Keluh sang gubernur.

            “Masih ada cara. Kita kirim drakula perempuan. Tentu yang seksi ke istana.” Usul sang pemuka agama drakula.

            “Terus apa yang akan kita lakukan?” tanya Bupati Drakula.

            “Diam kau bejat! Bisanya cuma tanya. Kau tidak pernah punya ide. Biarkan pak pemuka agama menjelaskan. Kamu catat semua yang dia omongkan.” Perintah gubernur kepada bupati drakula.

            “Kita kirim dua gadis drakula yang sudah keriput dan siap mati. Mobil ambulans akan mengangkut mereka dan menyodorkan tepat di depan istana. Dua gadis itu pasti akan berteriak-teriak dan berharap mendapat bantuan. Pengawal istana akan menolong mereka.

           

 

(bersambung)

Tidak ada komentar