Header Ads

Ketua Dewan Syuro Program "Rindunesia Tersenyum" Vs. Menantunya yang Bintang Iklan Hemapiton???

Rindunesia tersenyum, itulah yang diinginkan oleh ibu negeri. Menjadi ketua dewan pembina dari program yang telah disiarkan ke seluruh penjuru negeri. Masyarakat harus mempunyai tekad kuat untuk menghasilkan senyum-senuyum memikat. Bekerja diharapkan sepenuh hati, sepulang kerja membawa senyum. Mendidik anak diwajibkan tersenyum tanpa ada kekerasan di dalamnya. Ibu negeri bertepuk tangan haru di depan para anak-anak yang telah berhasil dioperasi, membuat para penerus bangsa itu kembali tersenyum.

            Kaca televisi penuh dengan acara yang mengasyikkan. Ada tontonan penguras air mata, pengaduk emosi, penggoyang tubuh, dan ada pula yang membuat para cendekia nyinyir. Banyak yang bermutu, tapi tak jarang banyak pula yang kampungan. Apa yang salah dengan kampung? Mengapa tidak menggunakan kata ‘kotaan’? Iklan-iklan antre berjejer menunggu giliran. Ada yang menunjukkan pantat perempuan, dada bidang lelaki tegap, wajah anak-anak yang harusnya sekolah juga dipampang menarik. Hanya orang-orang terpilih, bertampang indo atau bolehlah pribumi yang molek, menjadi konsumsi wajib penyela keasyikan acara. Warna-warni bangsa ditunjukkan dari ramainya bisnis pertelevisian.

            Menantu Presiden Rindunesia adalah insan yang sangat menawan. Setelah suaminya kembali dari medan pertempuran, dia mulai unjuk gigi kembali di dunia hiburan tanah air. Makin mudah dan bersinar, berkat kecerdasannya, tak terpengaruh mertuanya seorang pemimpin negeri. Dari acara penyambut pagi merekah, iklan sabun rambut, maupun penunjang kecantikan lain.

            Sssttt ... boleh kan berlagak menjadi pemandu acara gosip. Produk kesehatan yang dimodeli si menantu Presiden, PT. T#mp0 Sken Pa..., sama dengan pembuat program Rindunesia tersenyum. Ada apa di balik semua ini? Apakah lembaga kepresidenan Rindunesia telah menjadi institusi yang kurang modal dan harus mengusung perusahaan terkemuka? Jawaban ada di lembaga sensor iklan!

            Jangan harap  popularitas Anda meningkat jika tidak menghamba kepada dunia pertelevisian; iklan, acara gosip, pencarian talenta, dan sinetron. Masukilah negeri ini dengan senyum. Bukan tertawa ....

Tidak ada komentar