BINTANG, JATUHlah tepat di Kolorku!
Hai, Bintang Jatuh, aku mempunyai cerita asyik buatmu. Aku sedang jatuh cinta. Tapi janji kau tak akan pernah menceritakan kepada teman-temanmu. Ini karena doa yang kupanjatkan saat saudaramu turun di bumi. Di ujung tempat lain. Kau pasti mengenal saudaramu yang beberapa malam turun ke bumi. Aku sempat berucap, ‘Basuhlah hatiku dengan cinta, wahai Bintang Jatuh!’ dan benar-benar terwujud. Apakah kalian berteman dengan para malaikat penabur cinta?
Bintang Jatuh, tapi sekarang aku kembali merana. Cinta yang kudapat dengan mudah, ternyata meluap cepat pula. Meninggalkan ragaku, kembali ke tempatnya semula. Lubang derita di angkasa sana. Kuteriakkan kata-kata tanda ketidakpuasanku, kulayangkan ke kerajaan di atas langit. Keluarga bintang yang sepintas lalu berbaik hati kepadaku. Tapi, aku malu karena muncul kembali salah satu anak keluarga bintang itu. Ya, kamu, Bintang Jatuh! Kali ini aku langsung berada tepat di hadapanmu. Tak jauh lagi.
Sampaikan maafku kepada kakakmu, Bintang Jatuh. Kemarin aku terlalu bergembira karena menemukan cinta pertama. Saking girangnya, aku melupakan jika cinta tak bisa dengan mudah didapatkan. Yang sulit bisa jadi menjadi berkah. Maka, aku tak akan memohon kepadamu, Bintang Jatuh. Lebih baik aku berteman denganmu, menceritakan kisah-kisah indah dan sedih.
Bintang Jatuh, izinkan aku menjadi temanmu yang tak memiliki keinginan terselubung. Bersediakah, wahai Bintang Jatuh?
Post a Comment