Header Ads

Nenekku adalah My Queen (Bagian 2)

Emak, engkau satu yang terlupakan dari catatan hidupku. Selain ibu dan bapak, engkaulah yang memahat diriku. Emak, Eyang putri yang tersisa bagiku. Orang tua ibuku. Bermata sipit dengan gigi yang sudah menghilang di mana-mana. Mengapa aku melupakanmu dan tak pernah menuliskan kisah-kisah tentangmu? Sungguh kejam diriku ini yang telah mengesampingkan kasih sayangmu untukku. Betapa aku adalah cucumu yang tak tahu rasa terima kasih.

            Kau berucap, aku mendengarkan. Tapi maafkanlah diriku ini yang belum bisa memenuhi keinginanmu, Mak. Citamu untuk melihatku menikah sebelum ajal menjemput, belum bisa kupenuhi. Entah kapan aku melunasinya, tapi aku berusaha memenuhi semua yang kauucapkan. Sebelum ajal salah satu dari kita menjemput. Emak, betapa sekarang aku merindukanmu. Jangan tinggalkan aku, Mak. Temani hari-hariku seperti masa kecilku dahulu.

            Rasa sayangmu sama dengan takaran cinta ibu. Kau pernah menyebut akulah cucumu yang terbaik. Aku masih ingat, Mak. Dan aku berusaha menjadi orang yang membanggakanmu. Sampai sekarang aku masih berjuang meraih semua mimpi. Jarak yang membentang antara kita seakan menjadi dinding yang membuatku lupa. Lupa akan kasih sayang yang kau berikan. Maafkan aku bila kini belum menjadi seseorang seperti yang lain. Aku meminta maaf.

            Mak, jika Tuhan mengizinkan, biarlah masa tuamu bersama keluargaku kelak. Menimang buyut yang kuhasilkan. Tapi, kumohon jangan kau tinggalkan aku sebelum kau melihat aku berhasil meraih mimpi-mimpiku. Seperti saat kumeraih ijazah sarjana tempo dulu yang kucapainya dengan tergopoh-gopoh. Kau melihatnya kan, Mak. Itu baru permulaan dan ingin kutunjukkan kisah-kisah indah lain. Aku berjanji di sini, tanpa sepengetahuanmu. Semoga kau mendengar melalui hatimu yang tulus dan selalu mencintaiku. Aku yakin kau selalu dekat denganku. Mengamati setiap langkah-langkahku, dan menegurku melalui pesan yang kau susupkan langsung ke jiwaku. Aku tahu, Mak.

            Doaku, semoga Emak selalu dalam lindungan Sang Pemberi Hidup. Semoga nyawamu masih menemui citaku. Amin.

Tidak ada komentar