Rondan, Hantu Makan Internasional (Bestseller)
Sungguh aneh, sungguh jelek mulutnya, sungguh melar perutnya. Perut abang yang satu ini tak sama dengan perut para pengungsi. Masyarakat penerima bencana lumpur Lapindo. Kapasitas perut mereka lebih kecil dibandingkan Bang Rondan. Hanya nasi beberapa cc, selebihnya air minum yang entah matang atau tidak.
Tak boleh juga menuduh, sangat tidak baik berpikiran negatif padanya. Dia hanya melakukan tugas yang diembankan sang produser. Tak punya niatan untuk menimbulkan kecemburuan sosial. Televisi adalah hal lain di tengah realita himpitan ekonomi. Ekonomi, politik, sosial, hukum, dan pemerintahan yang seperti gulungan benang kacau. Campur aduk dan tak mungkin terurai. Rondan adalah potret manusia Rindunesia masa kini. Yang gemar makan makanan enak, walaupun bertujuan mulia: Mempromosikan masakan nusantara kepada generasi muda dan dunia.
Usus dua belas jari Rondan meresapi vitamin dari masakan nusantara lezat tiada tara. Usus dua belas jari para pengungsi lumpur Lapindo mengerut. Menunggu pemerintah bangun dari mimpinya, karena mantra Abu Gosok Risal Baker telah membuai sang Presiden Rindunesia. Hingga satu per satu warga mati tak terurus. Media tak berani memberitakan semua kejadian. Takut dibredel. Takut oleh undang-undang pers. Negeri koyak oleh pembelengguan tak beralasan. Terkubur atau berada di permukaan tanah.
Rondan, pengungsi adalah dua hal yang bertentangan.
Rondan tentu tak pernah memikirkan tentang pengungsi, atau tentang hidangan-hidangan yang hanya dikecapnya dua-tiga sendok lantas ditinggalkannya tersebut, diiringi tatapan bernafsu para lambung-lambung melilit-meronta, sebab yang ia tau hanyalah: "Maknyus!!!"
BalasHapusAku ingin tau, apalah jadinya jika Rondan dan Tuan Abu Gosok berkolaborasi?
BalasHapusJadinya mau tahuuu ....
BalasHapusMENTAL KITA .....
Maknyus deh.
BalasHapusPa, kamu harus bikin kata2 mudah yang gampang diingat orang2!
BalasHapusItu rahasia jadi orang beken!
Maknyus kabeh.
BalasHapusMak Duth kabeh!
BalasHapus