Pelan-pelan, Mas!
Pelan-pelan saja melangkah. Hati-hati ada ranjau. Bisa-bisa tubuhmu hancur. Jangan-jangan kau menyukainya. Harap-harap cemas menanti kesialan. Tidak, tidak kau tak mungkin melakukan itu. Kau, kau hanya mencoba bereksperimen. Agar, agar hidupmu tidak lurus-lurus saja. Itu, itu mutlak pilihanmu. Sudah, sudah dekat dirimu dengan tujuan. Cuma, cuma tinggal menunggu hasil. Orang-orang lain tak mungkin mengerti apa yang kaulakukan. Mereka, mereka hanya melihat kita. Hidup, hidup hanya kita yang berhak menentukan. Bukan, bukan mereka yang memilih. Kita, kita-lah yang berkewajiban menulis. Tuhan, ya Tuhan yang berhak memutuskan. Bukan, bukankah begitu?
Post a Comment