Adikku Menikah Duluan (Merengek)
Umurku sudah senja untuk ukuran orang kampung. Tiga puluh dua tahun. Sebuah usia matang untuk merajut percintaan. Aku menyadari semua ini. Adikku sepuluh tahun di bawahku. Jika aku berada di dekatnya, lebih mirip seperti ibu dan anak. Dulu ibuku berpikir, akulah anak tunggal. Tapi ternyata Tuhan sangat berbaik hati dengan memberikan saudara kecil kepadaku. Aku sangat menyayanginya. Kuanggap dia kenangan terindah setelah ayah meninggal bertepatan dengan kelahiran adikku. Tak pernah adikku melihat wujud utuh ayah. Hanya foto-foto dinding yang memperkenalkan wajah ayah kepada adikku.
Kini adikku akan berangkat ke jenjang pernikahan. Aku kini sendiri. Ibu dan ayah di surga pasti bangga melihat adikku menikah. Tapi kuyakin mereka sedih melihatku masih melajang. Memandang cemas mengapa diriku belum juga memutuskan untuk menikah. Ah, biarlah ini menjadi rahasia hidupku. Tuhanlah yang akan menjawabnya. Kuharap adikku berbahagia dengan kehidupan barunya kelak. Aku menyayanginya.
Post a Comment