Header Ads

Terobsesi oleh Artis Sinetron

Hari-hariku penuh dengan bayangmu. Di dinding kamarku, di sudut kamar, di lorong-lorong sempit, wajahmu selalu tampak jelas di mataku. Aku tak mampu melepaskan diri dari jeratmu. Gadis penuh pesona itu terus merongrongku hingga membuatku terobsesi untuk memilikinya. Aku gila olehnya. Aku gila karenanya.

            Andai aku punya keberanian untuk menyapanya di tengah kerumunan orang, tentu aku dapat mengenalinya. Aku bisa berkenalan dengannya. Tapi keberanian itu tak pernah ada dalam diriku. Aku tak pernah mempunyai kekuatan untuk sekadar mengulurkan tangan untuk mengajukan diri sebagai teman awal.. Aku menyesal tak pernah mencoba bergerak mendekatinya. Mengajukan nama atau melontarkan senyuman. Aku gila olehnya. Aku gila karenanya. Kini wajah gadis itu hanya berhak kugagahi melalui layar televisi.

            Pantaskah aku menggilainya? Patutkah aku mengejar khayalan untuk memilikinya? Aku pasti sudah terkena bius pesona gadis itu. Gadis yang sekarang kupelototi. Sebagai ganti tatapan dia pada pertemuan awal. Di tengah kerumunan orang. Aku gila olehnya. Aku gila karenanya.

Tidak ada komentar