Header Ads

Catatan Perjalananku: Pasundan

Tanah tak bertuan itu terus saja dicangkul oleh seorang petani. Keras, tak mengandung setetes air pun, dan angkuh. Tanah yang sombong dan tak berperipertanahan kepada manusia. Dengan susah payah, sang petani itu terus mengayunkan paculnya. Satu dua kali mencoba menaklukkan tanah angkuh itu. Hingga tak sadar keringat sang petani menetesi tanah itu. Badan sang petani itu pun basah oleh keringat. Sesekali menyeka keringat di wajahnya, sang petani tak henti-hentinya mengayunkan kedua lengannya. Berharap sang tanah sombong itu lengah dan menyerahkan kekuatannya kepada sang petani. Beradu kejantanan, sang tanah mempertontonkan kejumawaannya kepada sang petani.

Tidak ada komentar