Header Ads

Catatan Perjalananku: Padang

Gadis Padang telah menungguku di bandar udara Minangkabau. Aku membayangkan senyum manis dan lambaian tangannya akan meyambut kedatanganku. Berada di dalam pesawat, segala anganku melambung jauh melampaui laju pesawat ini. Badanku masih berada di kursi, tapi hatiku telah tertambat di Padang. Kota sejuta impian yang menantiku untuk sekadar mampir dan bersilaturahmi. Menemui keluarga gadisku.

            Aroma rendang serasa sudah dekat di batang hidungku. Juga jam gadang yang kelak aku tandangi bersama gadisku. Teluk bayur juga tak kalah memikat hingga aku akan memohon kepada gadisku untuk membawaku ke sana. Sungguh indah semua khayal ini yang sebentar lagi akan menjadi kenyataan.

            Telah lama aku berpisah dengan gadis Minang-ku. Kesibukan membuat kami seakan lupa keberadaan masing-masing. Tak saling memberi kabar atau sekadar kiriman pesan singkat telepon. Kami tenggelam dalam rutinitas menjemukan. Namun kali ini aku nekat untuk menyambangi gadisku yang telah lama kulupakan. Aku mencoba bertaruh barangkali keluarga mereka sudi menerimaku menjadi bagian keluarga mereka. Ah, biarlah anganku terus mengembang di pesawat ini. Biarkan aku terus tenggelam dengan segala mimpi-mimpiku. Berbekal alamat sang gadis itu, tanpa memberikan kabar, aku bertekad memberikan kejutan teristimewa. Aku akan langsung melamar gadis pujaanku sesampainya aku di Padang. Tak peduli apakah dia menerimaku, mencampakkanku, atau menendangku. Yang pasti semua kulakukan sesuai hati nuraniku. Mencoba menyambung tali silaturahmi yang sempat putus.

            Walau wajah gadis itu sudah lama tak terekam dalam memoriku, tapi aku yakin aura kecantikannya tak pernah memudar. Tak hilang walaupun jarak telah memisahkan kami. Dan budaya kami yang benar-benar berbeda. Kalimat terakhir ini sepertinya harus kukesiapkan. Bukankah orang diciptakan Tuhan berbeda. Jadi tak ada alasan aku harus mencari perempuanku dari satu budaya yang sama. Alangkah naifnya bila berpikir seperti itu. Tak peduli siapakah dia dan dari mana dia berasal, jika Tuhan telah menyatukan maka tak ada seorang pun mampu memisahkan. Dan aku mencoba untuk merenungi pilihan itu. Semoga tidak salah.

            Padang ... beberapa jam lagi aku akan menjejakkan kakiku di sana. Aku akan bersujud syukur di tanah baru itu. Aku akan menemui gadisku. Menawarkan sejuta impian yang terus kurenda. Semoga dia dan keluarganya bersedia menerimaku sebagai sahabat, dan bila berkenan bolehlah menjadi menantu. Aku akan berjuang untuk membuktikan bahwa aku layak menjadi bagian dari keluarga mereka. Semoga.

2 komentar:

  1. ke padang ya brO? insya Alloh Q jg mO ke palembang nich sukses! (^^,)V

    BalasHapus
  2. ketemu di terminal cicaheum dulu yahhh ...
    jangan lupa rantang makanan dan selimut tidurnya ...
    hahahah

    BalasHapus