Header Ads

STY Menegakkan (Kembali) Popularitas: Abstain, Sebuah Pilihan Ragu

    Sekali pesinden tetaplah pesinden!
    Di ujung masa kepemimpinannya yang tinggal menghitung jari kaki dan tangan, STY melancarkan jurus politik yang benar-benar tangkas. Menyatakan abstain dalam sidang dewan keamanan PeBaBu, Perserikatan Babu Bau. Dan Rindunesia adalah satu-satunya! Hebat bukan? Pasti aku sebagai pengamat militer akan berteriak "Horas!"
    Tapi itu dalam hitungan menit saja, selebihnya aku menaruh unsur kecurigaanku di atas segala-galanya. Bukan untuk pamer kepandaian, tapi kita layak mengkritisi pembangunan kita. Kalau kita tidak kritis, siapa lagi? Toh hasilnya kembali kepada kita.
    Krisis nuklir Negeri Tiran memang sudah menjadi senjata ampuh bagi Barat untuk menekan kedaulatan bangsa lain. Dan ini selalu ditekan, dipepet, digembosi, dan diambil kaca spionnya.
    "Woi ... kapak merah!"
    Tak mempan, maka Barat menumbuk dengan aneka cara. Intinya: Kobarkan Perang! Tak puas di negeri seribu satu malam, kini diincar negara-negara kritis lainnya.
    Mmm ... jangan-jangan sebentar lagi akan ada aturan main menggunakan blog yang sopan? Dan aku akan terkena bredel untuk yang pertama.
    Akhirnya, juru bicara PeBaBu menunjukkan tangannya tanda bersikap abstain. Sikap berbasa-basi khas bangsa Rindunesia. Tindakan yang labil dan tak berprinsip. Padahal sudah jelas undang-undang dasar Rindunesia 1945 menolak perang. Apakah pemerintah tidak mengendus bau perang dibalik krisis nuklir Tiran?
    Seluruh mata penduduk bumi sekarang melihat Rindunesia. Pesindennya kini menyanyi merdu, tak peduli lagunya dibajak oleh warganya. Yang penting tahun 2009 akan aman posisinya. Melangsungkan jabatannya hanya dengan bernyanyi.
    Tapi saya beri selamat: Posisi korupsi Rindunesia naik tingkat, sekarang dibawah BuangThai dan Philipus.
    Sebuah tanda salut dariku, "Aku akan kembali mempertimbangkan pilihanku padamu!"
   
   

Tidak ada komentar