Header Ads

Gadis Berkaca Mata Biru itu ...

   Gadis kecil itu memainkan bonekanya. Bukan barbie, bukan pula boneka berkerudung. Kali ini dia lebih tertarik menimang-nimang boneka kecil gendut. Tak seperti biasanya. Dia mulai sebal dengan koleksi-koleksinya, terutama barbie. Boneka yang diterimanya dari Uncle Bob, kala dia berwisata ke San Fransisco, sekarang banyak menuntut. Mulai dari baju yang harus ia kenakan, aksesoris tubuhnya, ataupun kosmetika termodis saat ini. Gadis kecil itu mulai jengah. Mati hati.
   Boneka berkerudung pun tak pelak menerima cipratan kemarahan tuan putrinya. Padahal ia tak salah apa-apa. Ia hanya meminta selembar kain untuk dijadikannya penutup kepalanya. Biar terlihat santun. Tapi gadis kecil itu kepalang kalap. Untung saja tak memecahkan kaca. Biasanya kalau dia marah, seringkali umpatan dan teriakannya meremukkan kaca-kaca rumah. Bukan melalui sentuhan tangan, melainkan hanya dengan ucapan bibirnya yang ganas. Hilang sudah semua kaca di hadapannya.
   Dan boneka yang beruntung kali ini memang boneka gendut dengan muka biasa saja. Sudah lama gadis kecil itu tak menimangnya. Waktu gadis kecil itu berumur 4 tahun, dan tren mainan anak masih biasa saja, boneka gembul itu menjadi idolanya. Kembali lagi memori indah itu menyambangi gadis kecil polos yang sekarang berbaju merah itu.
  "Makin lama kamu makin indah." ucap si gadis kecil. "Hanya perlu sentuhan sedikit. Biar tidak kuno."
  Dibongkarnya kembali kotak mainan di sudut kamar. Agak berdebu tapi bisa dimaklumi. Maklum saja, bibi yang sering membersihkan rumahnya kali ini cuti. Hamil, mamanya bilang. Mama sendiri sekarang sudah sibuk urusan kantor, apalagi memperhatikan kamar gadis kecil itu. Tentu akibatnya kamar gadis kecil itu serasa kapal pecah. Sementara gadis kecil itu tak pernah diajari untuk membersihkan kamarnya sendiri.
  "Aha ... aku menemukan sesuatu!"
   Sebuah kacamata biru milik boneka barbie.
  "Sepertinya cocok buat boneka gendutku."
   Barbie pun cemburu.

Tidak ada komentar