Header Ads

Mencukur Bulu Kaki

   Pisau cukur sudah ada di tanganku. Ngeri juga apabila ada setan lewat yang pengin becanda. Bisa-bisa malah perutku yang akan merasakan ketajamannya. Dan aku akan melepaskan mimpi-mimpi indahku. Akhirnya aku mengesiapkan pikiran buruk itu. Fokus pada kaki. Kali ini satu kaki dulu. Buat sendiri selayaknya bisa dicoba-coba. Tak peduli aku dengan iklan minyak kayu putih. Harus terjadi malam ini.
   Kusodorkan kaki kanan. Agak ragu dan maju mundur. Seperti seorang pecundang yang lari dari musuhnya, di depan mata penjahat terkejam yang harus dia lumpuhkan. Aku mulai ragu, apakah tindakan ini etis di mata umum? Sementara kakiku sudah menjuntai aneka rasa; gatal, malu, dan aneka ria safari. Tapi sudahlah, aku mulai memejamkan mata, menjulurkan tangan ke daerah persis di atas mata kaki.
   Pisau cukur itu berasa dingin. Kakiku merasakannya. Sungguh tindakan bodoh aku melakukan tindakan gila ini. Aku tekan sedikit, namun belum sempat kugerakkan ke atas. Sebentar ada yang terlupa. Aku lepaskan kembali tekanan pisau cukur itu. Dan aku teringat jemuranku, bisa-bisa aku tak bisa pakai baju batik lusa. Akhirnya kakiku aman. Tak jadi bercukur.

(hanya fiksi)

Tidak ada komentar