Header Ads

Misteri Deterjen Ngesot

    Pertama, aku siapkan ember berwarna merah muda. Awas, kalau ada yang bersiul-siul, aku kasih tahu mamaku. "Mama, tuh ada anak iseng. Dia bilang warna pink itu warna Janda. Yang kutahu kan, Ma, janda sebelah rumah sering main mata."
Hah ... sekasar itukah pikiran Anda?
Jangan begitu ya. Kumohon tentramkan hatimu sampai di ujung kesabaran. Kalau lewat sedikit dari takaran itu, dijamin Anda pengidap stoke berat.
   
   Kedua, aku putar keran air dan kutampung hingga air kurasa cukup untuk kumasukkan sabun colek. Nah, pikiran kotor lagi kan? Memang sih anak kos mau apa lagi? Deterjen aku rasa akan menimbulkan efek kesehatan lingkungan yang tak terperi. Menimbulkan pencemaran dan enceng gondok akan menjamur. Sebenarnya yang dibahas itu enceng gondok apa jamur?
    
   Tindakan selanjutnya adalah mengocok sabun colek tersebut di dalam air sehinggu dihasilkan buih yang harum mewangi sepanjang hari. Kali ini aku beneran dalam pemilihan kata, jadi dijamin pikiran orang tetap dalam batas kewajaran.
   "Para hadirin sekalian, jangan lupa saat merendam baju usahakan dengan penuh perasaan." Begitulah ucapan bintang iklan deterjen, bilang ini dan itu, cepat bersih tanpa banyak kucekan, dan membuat baju lebih putih. Bah, macam mana pula! Aku memutuskan untuk setia memakai sabun colek. Aku rasa hal ini sebagai tindakan yang ramah lingkungan sekaligus ramah wong cilik.
   "Ah, berabe kau bilang seperti itu. Menyindir penguasa apa penguasa?"
   "Bukan begitu, Pak. Saya sadar bahwa produk deterjen telah dimonopoli oleh segelintir orang. Sementara pengusaha sabun colek sebagian besar adalah pengusaha kecil yang menghidupi wong kecil."
    "Ah ... sarjana baru yang sok tahu dan menggurui."
   
   Keempat adalah memasukkan pakaian kotor kedalam adonan tadi. Lo, kok malah jadi program acara memasak Trens TV? Sebenarnya kalau dirunut tulisan ini mengalami degenerasi dalam ketatabahasaan. Tadi sudah membahas macam-macam, lah ini pakaian kotor baru dimasukkan. Sebuah pelajaran gagal dari pendidikan kita yang mencetak tunas bangsa gagap tata bahasa. Yang ada hanya, "Eh Elo, nyuci sendiri? So what gitu lohhh ... kan ada laundry? Anak gaul Cing?"

   Sudahlah kita lupakan gurauan omong kosong si Demit Wati. Kita lanjutkan pelajaran mencuci kita. Tunggu beberapa menit dan diamkan. Jangan sampai terlalu lama merendam dalam air panas, karena mie instan akan melepuh dan berubah volume menjadi jumbo. Kesukaan anak kos. Hidup Intomie! Hidup makanan karet! Kau melayaniku selama hidup ala anak kos. Siapa kentut nih? Dasar ga tahu diri, lagi dikasih kuliah kok malah buang parfum.

   Cara Mengucek yang benar:
1. Bayangkan pakaian kotor itu sebagai musuh terhebatmu; pengoceh tak jelas kapasitasnya, bos yang jahil, teman yang suka mengutang dan cuek saja, ibu kos cerewet penagih uang, ibu tiri yang bawel, ataupun teman yang suka gaya bersama motor barunya.
2. Pegang pakaian itu. Masih membayangkan orang-orang tersebut. Pikirkan leher mereka. Pegang dan koyaklah mereka.
3. Lalu pelintir pakaian itu dengan membayangkan daun telinganya. Remas terus sampai merah.
4. Bentur-benturkan pakaian itu di lantai atau alas cuci kalau ada. Tetap dong membayangkan bos atau teman nakal kita.
5. Kali ini kasih waktu buat bernapas, dan berilah pujian yang menaikkan moral mereka. Nah, di saat dia terlena, bentur-benturkan lagi pakaian itu. Kepala kali ini yang dibayangkan.
6. Celupkan berkali-kali, seperti teh celup, nikmati penyiksaan pakaian ini.
7. Bilas dan berilah tepuk tangan.

Pembilasan
Seperti biasa, karena napas menulisku dah drop karena kecapekan, besok aku teruskan. OK

3 komentar:

  1. cerita pengalaman hidup yang lucu khas anak kos...hahaha...
    sumpah, ga pernah kepikiran buat menjadikan acara mencuci menjadi acara pembalasan emosi dan kekesalan...tapi...boleh juga ya idenya...soalnya selama ini kalo aq nyuci cuma rendam yang lamaa...uclek2 dikit trus udah, bilas 2 kali rendam deh pake molto..hahaha, yang penting wangi:P
    truss...bisa jadi alternatif pembalasan dendam dan emosi lain selain tennis..wahahaha...seru2...cuma capek juga yaaa plus masuk angin...hehehe

    BalasHapus
  2. Makasih atas nada dan irama Jeng Elma.
    Semoga kelak masuk surga ....
    Amin!

    BalasHapus
  3. itu karena boneka barbie high maintenance, gadis kecil dah makin sibuk ngerjain PR jadi ga punya waktu lagi buat ngurusin barbie2nya. Boneka gembul gampang, kalo kotor tinggal diajak mandi aj,bersih deh...trus boneka gembul enak dipeluk2, dicubit2,ditinju2, hehehe...mungkin itu alasan gadis kecil sayang ma boneka gembulnya..


    boneka barbie mael dah putus kepalanya:(

    BalasHapus