Header Ads

Mayat-mayat Cinta (Bagian 8)

    Himbauan pemuka kepercayaan di Rindunesia, "Tontonlah film Mayat-mayat Cinta!"
Menggelegak film itu dikerumuni massa. Menggelegak itu bahasa apa?! Seperti menenggak.
Sampai sebegitunya, sebegininya, apresiasi kita terhadap film. Harus dicekoki pemuka?
Aku kadang merindukan kalimat begini, "Hidup dan matimu tak harus dicekoki. Tapi pilihlah sesuai hatimu. Apapun itu; tontonan, bacaan, ucapan, dan segala hal!"
Jadi mengutip kata Bung Karno, atau Pak Harto ya? Atau Bung Harmoko?
"Kutitipkan bangsa ini kepadamu untuk kau isi."

Kita masih berjuang!

22 komentar:


  1. Tau tu, sampai harus dihimbau-himbau segala..... Memangnya dengan menonton film tersebut kita akan bertambah relijius? Oh, sekarang tiket ke surga bisa ditebus semudah mendapatkan tiket film relijius rupanya. Tuhan pasti bangga melihat tingkah kita.

    BalasHapus

  2. Tau tu, sampai harus dihimbau-himbau segala..... Memangnya dengan menonton film tersebut kita akan bertambah relijius? Oh, sekarang tiket ke surga bisa ditebus semudah mendapatkan tiket film relijius rupanya. Tuhan pasti bangga melihat tingkah kita.

    BalasHapus
  3. Ya setidaknya lebih baik daripada nonton sinetron. Betul tidak? Lagi cari suporter nih .... :)

    BalasHapus
  4. Anti "Film Relijius Bertema Cinta Islami" dan anti sinetron beraroma India. Baik, tempatkan saya pada nomor urut pertama daftar oposan.

    BalasHapus
  5. Urutan satu harus pakai pita dan kecrek ...
    mau kau? hahaha

    BalasHapus
  6. Bah, sekalian jadi maskot? Bused.

    BalasHapus
  7. Ya iyalah ... masak ya iya dong
    (aku baru tahu istilah ini kemarin)
    Tenang saja ... ada temanku kok
    maksud looo?!

    BalasHapus
  8. Secara.......
    Wahahah..... Alangkah rusaknya gramatikal bahasa negeriku......

    BalasHapus
  9. ah kayaknya kita cocok jadi balon menteri nih
    aku mentri pendidikan
    dirimu jadi mentri perindustrian, industri pendidikan!
    Mau ga?
    Aku siapin pesta topeng monyet nih sebagai perayaannya.

    BalasHapus
  10. Wah klop sekali!!!
    Industri pendidikan sangat menguntungkan, tau......

    Dan untuk pesta perayaan itu, tolong suruh para monyet tersebut pakai lingerie berenda warna hitam, aku suka lingerie hitam.
    Crot.

    BalasHapus
  11. Bentar, lingerie teh naon nyak?
    Kamu jangan buka kartu di depan banyak orang!
    Sebisa mungkin aib itu dipendam, jangan dibeberkan.
    malu dong, "Apa kata Ceuk Romlah, pengusaha sukses itu!"
    Ntar bisa-bisa kamu ikut dimasukkin jadi special enemy.
    musuh kok spesial
    martabak kaliiiikkk

    BalasHapus
  12. Martabak berbungkus lingerie hitam, keren gak yach?

    BalasHapus
  13. sudah kubilang bah!
    Aku tak tahu lingerie hitam. Ngeyel!
    Pakai bahasa kampungan kita aja
    setidaknya kita bangga sebagai anak negeri.
    Kita? Anggota dewan aja kaliiikkk ....
    Bobo ahhhhhh takut kena hak interpelasi, hak 20 cm, dan hak maem yuuukkk

    BalasHapus
  14. Bahasa kampungan kita gak mengenal lingerie, Mas..... Adanya paling-paling kwitang warna item..... Bahasa kampungan kita memang miskin kata-kata susah. Kita? Lu kaleeeeee......

    BalasHapus
  15. Oh kacamata too ...
    ngobrol duongggg
    BTW, stw, mtp ... yang miskin kata tuh loveless! Miskin cinta, tapi gapapa ketutup ama nama romantis. Dimaafkan
    Karena ga suka baca ya miskin kata.
    Siapa bilang kita miskin? Lo aja kaliiii .... hahaha

    BalasHapus
  16. Miskin harta, miskin rupa, miskin kata, miskin iman..... Entah siapa yang punya nyali untuk menerima saya sebagai suami....

    BalasHapus
  17. ada tuhh
    aku aktivis buruh migran. Mau kukenalin ama sobat2 teraniayaku?
    Dari berbagai macam suku lo ... Kamu ga usah milih suku ini dan itu. Bibit rasis jangan dipiara tahuuuuk

    BalasHapus
  18. Tapi, aku gak suka sama yang item pekat apalagi yang gak kenal pisau silet untuk mencukur.... Ini bukan rasis, ini masalah selera tauuuuk....

    BalasHapus
  19. bentar ... 'ga kenal pisau silet untuk mencukur'
    sejak kapan perempuan mencukur kumis, bulu ketek, jambang?
    Mohon penjelasan! Hahaha

    BalasHapus
  20. Ah pura-pura dalam perahu, kura-kura tidak tau....

    BalasHapus
  21. Oh my God! Aku baru sadar ... otakmu memang gatal!
    Segatal tangan2 koruptor sahabat kita ...

    BalasHapus
  22. Ah, kau memang cerdas, Mas Andy.

    BalasHapus