Header Ads

Katak dalam Tempurung

    Akulah katak itu. Hijau, gendut dengan kulit yang berkilauan. Aku sempat merasakan hujan, bernyanyi di saat sang petir tertawa, dan kadang melompat-lompat tak peduli arah. Kala itu kuakanku kencang, bebas, lepas, dan menggelora. Menghiasi langit yang sering mendung.
    Akulah katak dalam tempurung itu. Pekat, udara yang menekan, dan tanpa teman. Aku sendiri tanpa kawan yang sering kuajak berbincang. Aku tertekan tidak hanya oleh gulita yang berselimut dinding angkuh, tapi juga ketersiksaan akan sebuah keterasingan. Aku melompat, namun kepalaku membentur dinding. Aku coba lagi melompat, tapi tetap saja percuma. Dinding angkuh itu telah menekanku. Dalam hingga aku berat untuk sekadar bernapas.
   Entah siapa yang bersedia membantuku. Aku sendiri sudah tak mampu. Kulitku sekarang mengeriput, badanku juga tak gendut lagi. Aku menjadi katak yang terlunta. Atau semua ini hanya pikiranku yang membuatnya? Aku tak tahu pasti. Aku merindukan suasana hingga aku mampu berkuak kembali; menyanyi, melompat, dan menari di tengah hujan. Aku rindu ...
  

2 komentar: