Header Ads

Janda Kekar Memoles Bibir (Adegan Dramatis)

    Diiringi sayup-sayup musik Bollywood, janda muda itu duduk di meja riasnya. Disibakkannya rambut keritingnya, ke belakang dan tangannya sedikit menyenggol pundak. Dia goyang-goyangkan kepalanya, menimbulkan bunyi "keretek ..." tanda persendiannya baru mengalami kekakuan. Dia lalu terpaku, melihat wajahnya yang elok jelita.
   Hari ini aku harus mendapatkan gacoan. Bisiknya dalam hati.
   Wajah hitam yang kini disandangnya bukan alasan untuk tidak mencari jodoh lanjutan. Toh sekarang sudah banyak kosmetika pemutih wajah. Namun, tetap saja wajahnya tak bisa luntur hitamnya. Sepertinya itu adalah sebuah takdir yang harus disandangnya.
   Punds white cream teronggok di depannya. Juga bedak pupur. Kadang dia merasa muak dengan aksesoris andalan itu, tapi bagaimana lagi? Semua dipakainya hanya untuk menahan laju kehitaman wajahnya.
   Dia lalu memegang lipstik warna merah muda. Dipelototkannya ujung gincu itu, hingga siap untuk dioleskan ke bibir seksinya. Ya, bibir janda itu memang di atas ukuran wanita zaman sekarang. Bagian atas yang tipis tanpa lekukan, diserasikan dengan bagian bawah yang tebal tak terkira.
   Ujung lipstik telah menekan bibir bawahnya. Diurutkannya ke kanan dan ke kiri, mirip seterika para pembantu.
   Oh, tidak dia jadi teringat penderitaan para buruh migran. Dia singkapkan pikiran itu dan dilanjutkannya kembali aksi feminisnya. Kali ini dialihkannya ujung lipstik itu di bibir atasnya yang tipis. Kali ini goyangannya tidaklah sedahsyat olesan bibir bawah. Dia takut kalau terlalu reaktif maka bidang polesan akan melebar. Menjadi belepotan polesan lipstiknya.
   Dia kecupkan bibir bawah dan atas dengan irama senang. Pep ... sungguh sempurna. Timbul kepercayaan dirinya setelah memakai lipstik impor Negeri Tirai Bambu. Dia tak peduli apakah gincu itu mengandung air raksa atau tidak. Yang penting bergaya.
   Dia tak sempat memakai bedak ataupun punds white cream. Mendadak bel rumah kontrakan terdengar. Ternyata mas ganteng yang kerja sebagai buruh bangunan sebelah. Selanjutnya terserah Anda berimajinasi.

  

2 komentar: