Header Ads

Petugas Pemadam Kepilekan

    Anak kecil itu berusia 5 tahun. Hidungnya ingusan melulu. Warnanya hijau dan mengental. Aku pengin banget melap hidungnya. Aku ambil dulu celemek, ya! Aku asal ambil saja dari dapur. Lalu anak itu aku panggil.
"Dik, kemari!
"Ada apa, Kak?
"Itu umbelmu--ingus dalam bahasa Jawa--aku lap dulu, ya."
Tanpa curiga atau apalah, anak itu menyorongkan hidungnya yang pesek ke arahku. Beruntung aku di sekolah dasar dulu diajari cara mengurus teman yang kecelakaan ringan. Aku berpikir, inilah saatnya kembali aku menjadi dokter. Memang tak ada hubungannya, tapi aku yakin jiwa sosialku mulai terbit kembali.
Sreet ....
sekali lagi
Sreet ....
Ingus telah lenyap dari dua lubang hidungnya.
Anak itu segera berlari menuju ke kerumunan temannya. Sayup-mayup aku dengar anak itu berkata kepada temannya.
"Eh, kakak itu baik sekali lo. Ingusku dilap ama dia,"
Wah senang sekali aku mendengarnya. Seperti seorang petugas pemadam kebakaran yang tahu keadaan. Mmm ... tapi apa pernah kita lihat petugas pemadam kebakaran di Rindunesia yang sikap layaknya aku?
Sepertinya aku layak dapat penghargaan dalam hal ini, sebagai "Petugas Peduli Ingus Anak-anak". Yup ... aku suka sekali.
Beberapa pasang mata kecil menatapku. Mereka tersenyum kepadaku dan melambaikan tangan. Aku membalas senyum mereka. Lalu aku kembali ke dapur untuk mengembalikan celemek.

aku kembali ke kamar ...

6 menit berlalu ...

aku ke luar dari kamar.

Aku lihat celemek itu digunakan ibu untuk mengelap piring makan?

Tidak ada komentar