Header Ads

Se-Matematika Hatiku

Kosong, benar-benar kosong hatiku
Tak bisa membulat, atau setidaknya melonjong bak telur itik
Datar, benar-benar datar hatiku
Tak mampu kubuat sisi-sisi datar hingga berbentuk kubus

   Melilit sudah hatiku
   Berbentuk kurva meliuk-liuk nan berpotongan
   Tak jelas simpulan itu akankah menggaris

Aku berpikir, apakah hidup itu mengerucut
Berbentuk segitiga dengan aksioma nan miring
Condong ke arah Cita?

   Tapi, nyatanya aku masih berada di sisi terbawah
   Bekal perjalananku hanyalah persamaan nisbi tak menentu
  
Aku ingin merangkai garis, lekukan, dan titik-titik tak beraturan itu
Menjadi sebuah bangunan riil hingga terdeferensiasikan
Seperti persamaan matematika semula
 
Tapi akankah energi beserta pengharapanku mencapainya?
Hitunganku tak lebih dari impian belaka
Aku hanya bisa berharap, lamunanku nyata
Bertemu sang Pawang Matematika
Untuk membantuku menjabarkan persamaan itu

Andakah?





4 komentar:

  1. jadi inget waktu kuliah semester 1 bout kalkulus,hehe..pusing.sebingung puisinya...add aku yah:p

    BalasHapus
  2. walah ... pusing, ya? Yah, mungkin hanya bisa dipahami oleh orang yang ruwet saja.
    Mau di add? La kok, fotonya ga ada? Oke, deh, aku terima keinginanmu ... Wuzzz

    BalasHapus
  3. Hidup itu seperti spiral... Kita akan mengulangi kejadian sama hanya derajatnya yang berbeda... (ehm ehm ehm)

    BalasHapus
  4. Mungkin model susuk yang kau maksud? Kok, ada spiral, emang Keluarga Berencana?!

    BalasHapus