Header Ads

Lupa Darat

(Bukan nyanyian dangdut Bang Haji, bukan pula rentenir, semua tumbuh menjadi satu)

Ingatkah kau masa lampaumu?
Saat kau berjalan dengan kaki telanjang tanpa alas kaki
Semua terasa indah dengan kesederhanaanmu
Tak pernah berfikir kelak bagaimana dirimu
Hanyalah doa penyabar yang kau cericaukan

Lalu lajumu hidupmu kau percepat
Dengan sepeda onta butut kau arungi gemerlap kota
Sambil bersiul riang hilang bimbang hati tentram

Lanjutan hidupmu menasbihkanmu sebagai tukang antar surat kabar
Pagi subuh berpacu dengan kejaran anjing tetangga
Juga petang hari di saat rehat raga, jantungmu masih kau pacu
Matamu selalu kau belalakkan lebar-lebar
Berharap tak seorangpun tertinggal barang satu kalimat berita
Sepedamu turut merasakan peluhmu, hingga pedalnya raib
Tragis.....

Roda berputar mengelilingi setiap posisi hidup
Kaupun menuai segala jerih payahmu
Benda yang dulu mahal terasa ringan sudah
Ketika lapar yang biasanya dililitkan batu ke perut
Kini menunggu makanan siap saji
Jika kau saat kecil kau bermunajad, sekarang dewasa mulai khianat

Sandangan bergemerincing menghias seluruh tubuhmu
Wangi kuntum bunga menyerbaki badanmu yang mulai keriput
Penampilan ala metropolis menggantikan baju compang-camping
Tak terasa aroma kampungan yang dulu kau selalu rindukan

Jangan pernah ungkit masa laluku, pamali cegahnya
Topic yang mengena hanyalah bahasan tren mobil terbaru
Juga gaya hidup moderen jauh dari tradisi moyang
Kau tenggelam dalam silaunya dunia
Menghamba kenikmatan surgawi ciptaanmu sendiri

Susah benar kini kumengikat hatimu
Dayamu kau layangkan begitu tinggi
Kau juntai benangnya hingga tak terlihat lagi oleh awam
Seolah semua berada dipihakmu
Di luar itu hanyalah omong kosong penghias dunia

Sadarkah kau jika dulu kau meronta?
Bersumpah jika rezeki menghampiri tak kau siakan
Sekarang lagakmu menyerupai Qarun
Hingga membuat lubang kematian sendiri
Dia siap menghisapmu ke dalam liang, tapi pelan-pelan….

Tobat, tobat, tobat....
Semoga hatiku tak memihaknya

YK, 28-2-07


2 komentar:

  1. Si abang senang berpuisi rupanya... pasti ini kisah bang toyib yang tujuh kali puasa tujuh kali lebaran gak kunjung pulang...

    BalasHapus
  2. hehehehe..nebak ae, puisi?? cuma eksplorasi saja, biar enak posisinya (lah apa neh ki)...itu cerita teman yang dulunya kere, setelah kaya jadi sedikit sok...tapi aku hargai kerja dia kok...Cuma aku ya kritik saja, minimal buatku dulu..OK, Dhan...

    BalasHapus