Setan dan Ramadan
1. ATEIS
Seorang ateis jenius tertawa keras.
'Di tangan dan akalku, semua bisa kubikin. Mudah!'
Petir menyambar si ateis. Kepala pemuda sombong itu terbelah dua.
Di dekat neraka, ia berjumpa seorang pengemis tua.
'Dasar bodoh! Kalau kau gunakan otakmu, tak mungkin kau jadi pengemis!'
Si pengemis menunduk.
BLAR ....
Satu makhluk tinggi besar menendang si ateis yang terpental jauh.
'Hentikan ocehan Anda! Neraka belum buka kau sudah teriak teriak. Sabarlah, Kawan. Kita masuk sama sama. Mari kesini!'
________________
2. SETAN SAAT RAMADAN TIBA
Dua setan cekikikan dalam borgol mereka. Di awal Ramadan ini. Tak ada nafsu yang mereka uarkan.
'Jeng, terakhir kau bikin dosa apa?' tanya setan satu ke temannya yang perempuan juga. Kebetulan.
'Nyolong lipstik di mal!' seru setan dua. Ekspresinya tanpa dosa.
'Kok kau tak pakai? Kau bawa sekarang? Aku minta!'
Setan dua mengernyitkan dahi.
'Duluan Bu Kiai. Tadi aku nawarin ke dia. Dia mau. Kubilang "Bu, kita barter yuk. Lipstik sama kunci borgol." Eh, dia kasih. Nih kuncinya!'
_________________________
3. KOTAK AMAL BERPUTAR
Hapeku menyalak. Kuintip, nama adikku di kampung. Cuek adalah kata tepat sementara tanganku sibuk menghitung uang-kotak-berputar masjid. Lepas tarawih.
'Lima ratus ribu, Pak!' seruku ke takmir paling tua. Ia berkacamata model baheula. Kotak, atau jajaran genjang tepatnya karena doyong.
'Aneh ya, Pak? Bisa genap jumlah uangnya.' tambahku bersemangat.
Pak Tua mengedipkan mata kirinya ke aku. Dia
suka kepadaku?
"Tua tua keladi ...." batinku.
Hapeku meraung sekarang. Bergetar getar seperti biduan dangdut.
Adikku lagi. Kuangkat.
'Salom.' Ia beruluk.
"Kok dia pakai pembuka Nasrani?!" Hatiku menjerit. "Aku mendidikmu siang malam sudah kaya Mama Dedeh."
Aku kecewa.
'Mas, aku dapat lotre!' seru adikku.
Sontak kepalaku seperti kena hantam martil.
'Kau judi? Siapa yang menemanimu? Kenapa tidak ajak ajak aku?!'
"Tua tua keladi ...." batinku.
Hapeku meraung sekarang. Bergetar getar seperti biduan dangdut.
Adikku lagi. Kuangkat.
'Salom.' Ia beruluk.
"Kok dia pakai pembuka Nasrani?!" Hatiku menjerit. "Aku mendidikmu siang malam sudah kaya Mama Dedeh."
Aku kecewa.
'Mas, aku dapat lotre!' seru adikku.
Sontak kepalaku seperti kena hantam martil.
'Kau judi? Siapa yang menemanimu? Kenapa tidak ajak ajak aku?!'
_______________
Sumber gambar: timeoutabudhabi.com
Post a Comment