Otak Bangsa yang Condong ke Barat: Produk Cekok Buku Jungkat Jungkit
Wahai anak bangsa, baratkah otak kita? Buku masak, novel, bisnis, perawatan bayi, mutlak bikinan luar. Jika ada anak bangsa menulis, tanpa sponsor ketat, dijamin impoten. Tak ada taji, tak disukai. Jikalau ada yang laris, memang tak berumur panjang. Buku bagi anak negeri adalah mi instan. Nikmat seketika, dibuang segera karena kandungan nutrisi rendah. Kaum intelek hasil cekokan pemikiran asing. Mau diarahkan ke mana kreativitas kita? A la lelucon segar penusuk jiwa? Novel penguras air mata berlatar Negeri Aladin? Atau selangkangan khas penulis feminis? Pilihan, yang tak memungkinkan pembaca untuk memilih.
Jungkat jungkit di Taman Kanak. Otak makhluk kecil tanpa dendam butuh asupan segar. Tidak melulu acara TV asing, tidak terus buku bermutu luar. Sedangkan produser ataupun manajer penerbitan lebih suka menyodorkan naskah asing. Bermain aman karena mutu yang jelas, nama perusahaan jadi pertaruhan jika buku lokal tanpa logika yang turun. Ah, nasib anak bangsa. Menerima tanggung jawab utang, dibelenggu para intelek kafir. Kami butuh tempat, wahana, dan didikan. Bukan rumput dan dedak. Kami TIDAK kuda!
Meraih mimpi dengan lecutan mandiri. Alam mendukung langkah kita.
Jungkat jungkit di Taman Kanak. Otak makhluk kecil tanpa dendam butuh asupan segar. Tidak melulu acara TV asing, tidak terus buku bermutu luar. Sedangkan produser ataupun manajer penerbitan lebih suka menyodorkan naskah asing. Bermain aman karena mutu yang jelas, nama perusahaan jadi pertaruhan jika buku lokal tanpa logika yang turun. Ah, nasib anak bangsa. Menerima tanggung jawab utang, dibelenggu para intelek kafir. Kami butuh tempat, wahana, dan didikan. Bukan rumput dan dedak. Kami TIDAK kuda!
Meraih mimpi dengan lecutan mandiri. Alam mendukung langkah kita.
Post a Comment