Fearless: Tak ingin War
Kaok burung gagak di luar sana membuatku semakin takut. Mayat-mayat pasti bergelimpangan dan menimbulkan bau yang bisa membuatku muntah. Seisi perut akan kukeluarkan melihat kematian sahabat-sahabatku. Aku takut, lemas dan mati nyawaku perlahan-lahan. Mendengar segala kepalsuan bernama perang. Tak pernah ada kegembiraan yang hinggap di kepalaku. Semua selalu jeritan, rontaan, tangisan, dan umpatan. Tak senyuman, pula celotehan.
Perang batinku merasakan diriku sendiri yang takut. Yang tak mampu bertindak untuk melawan, ke luar dari ruangan dan meneriakkan apa yang harus dikatakan.
“Bunuhlah aku bersama teman-temanku agar aku tak merana. Dan kalian para penjajah lengkap sudah kepuasanmu!”
Aku tak mampu, aku memilih hidup.
Post a Comment