Header Ads

IBU PLESIR


Mencermati sepak terjang ibunda, saya bukan apa apanya. Kecil sekali saya di hadapannya. Jatuh bangun, jaya bangkrut lalu bangkit untuk gemilang kembali, ibu saya melampauinya dengan tabah dan ekstra sabar. Pun jika saya mencapai titik sekarang, itu berkat energi yang ibu saya salurkan pada anak anaknya termasuk saya. Pantang menyerah alias gigih yang ibunda ajarkan pada kami.

Bagaimana cara ibunda menyekolahkan saya sampai jenjang S2, dua adik saya yang sarjana, adik saya satunya tak mau kuliah dan berbakat besar sebagai pengusaha, dan sang ragil gadis gahar yang kami arahkan jadi perawat, tak pernah mampu otak saya mencernanya. Bak keajaiban, ibunda selalu bisa mengangkat harkat kami anak anaknya.

Namun semua itu tak bisa disangkal jika tak sempurna. Ibu bukan malaikat dan saya dan adik adik memprotes karakter ibu yang terlampau gigih dan matrealistik hingga kadang luput urusan keluarga yang tak memperhatikan edukasi anak anaknya secara detail. Akan tetapi saya memaklumi karena motor keluarga ada dalam diri ibunda dan ia harus mencari uang banyak agar kami maju.

DI UJUNG TANDUK

Nah, saat karir saya di ujung tanduk sebulan lalu, saya balik kampung berbekal harapan diterima CPNS dosen. Ibu merestui kepulangan saya dengan keyakinannya saya lolos. Isi dompet saya tinggal empat juta. Artinya, saya harus ekstra irit kalau kalau tes dosen meleset dari target.

Sebulan berlalu dalam aktivitas bantu bantu usaha rumah, saya mengusulkan plesir. Adik adik tidak mau, bapak juga punya tugas membantu toko ikan hias. Walhasil, saya hanya berhasil mengajak ibu untuk jalan jalan ke Semarang.

'Ibu nggak pernah refreshing.' batin saya. 'Biar nggak duit melulu, biar nggak stres.'

Kebetulan ada peluncuran perdana kereta Kedung Sepur jurusan stasiun Ngrombo - stasiun Semarang Poncol pergi pulang. Kesempatan bagus yang tidak boleh saya lewatkan. Cus hari Sabtu dan ibu tampak mengembang senyumnya yang sepanjang perjalanan bercerita seru. Ia melepaskan penatnya. Senang sekali memberikan hiburan padanya.

Tut, tut, tut. Ibu naik kereta api!

Tidak ada komentar